Namanya adalah Nurrahmi biasa dipanggil Ami. Wanita berusia 29 tahun itu telah dikarunia seorang anak berusia 3 tahun. Meski telah menjadi seorang istri Ami nampak masih seperti seorang wanita lajang dikarenakan postur tubuhnya yang tetap sintal dan tidak ada tanda-tanda kendor di bagian-bagian tubuhnya sebagaimana kebanyakan wanita-wanita yang telah mempunyai anak. Terlebih lagi bibir sensual dan tubuh sekal yang dimilikinya menjadikan daya tarik tersendiri (sex appeal) yang membuat banyak laki-laki berangan-angan bagaimana rasanya mencium bibir sexy itu atau mendekap tubuh sintalnya.
Suaminya yang seorang wiraswasta itu sangat beruntung sekali mempunyai istri seperti Ami yang mempunyai perhatian lebih terhadap penampilan. Hal ini memang berkaitan erat dengan pekerjaan Ami sebagai seorang PR di sebuah bank swasta. Semenjak bekerja di bank tersebut Ami mempunyai jalan karir yang cukup cemerlang karena hanya dalam tempo beberapa tahun saja sejak diterima untuk bekerja di bank tersebut dia telah menempati posisi sebagai Senior PR. Sifat supelnya itulah yang menyebabkan dia banyak disukai orang termasuk oleh para customer bank tempat dia bekerja. Posisi sebagai PR senior menyebabkan Ami sering dipindah tugaskan ke cabang-cabang untuk memberikan training kepada para PR junior.
Hari ini Ami bergegas bangun. Waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi. Senin pukul 9 ia punya jadwal bertemu dengan Dirut bank serta beberapa koleganya yang berminat untuk melakukan investasi pada bank tempat Ami bekerja. Ami merasa semua telah siap karena bahan-bahan yang harus dia presentasikan telah dia tata dengan seksama pada hari Minggu kemarin. Dia bangkit dari tempat tidur kemudian segera mengambil handuk mandi. Sebelum masuk ke kamar mandi dia menuju ke meja telepon terlebih dahulu. Setelah memutar nomor yang dia kehendaki lantas terjadilah percakapan di cerita seks dewasa.
“Mas dimana…..?”
“Masih di kota Banda”….Terdengar suara sesorang menjawab dari speaker telepon.
Hari itu suami Ami memang berada di kota lain untuk kepentingan bisnis. Sebagai wiraswasta pemula suaminya memang harus bepergian ke sana ke mari dalam rangka membangun bisnisnya,
“Hari ini aku akan berjumpa investor mas, doA?a,?a"?ain berhasil yach….” Ami berkata.
“Ok. Semoga sukses sayang. Mas akan pulang 3 hari lagi. Nanti kita ajak anak kita Yasmin jalan-jalan setelah saya pulang…..” timpal suaminya.
“Ok dech. Aku mandi dulu sampai ketemu ya sayang mmmuuuaahhhh…..”
Ami berkata lagi dan setelah pembicaraan singkat dia mematikan speaker telepon dan begegas masuk ke kamar mandi.
Waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi dan Ami telah siap berangkat. Dari rumah menuju kantor membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Seperti biasa faktor macet kota Jakarta adalah kendala utama dalam menempuh perjalanan dalam kota. Ami harus berangkat agak pagian karena harus menitipkan Yasmin anaknya terlebih dahulu kepada mertuanya. Segala keperluan untuk Yasmin telah dia siapkan sehingga dengan nyaman dia dapat meninggalkan anaknya menuju kantor. Sampai di kantor sekitar 8:30 Ami segera menemui Dirut bank tersebut untuk berdiskusi pendek mengenai poin-poin penting yang akan dibicarakan dalam pertemuan bisnis nanti. Pak Johan, demikian nama Dirut bank tersebut yang berusia sekitar 45 tahun, mempersilakan Ami masuk ke ruang kerjanya. Semenjak Ami duduk di ruang tamu tempat kerjanya pandangan Pak Johan tidak henti-hentinya menatap kepada Ami. Rupa-rupanya Pak Johan terkesiap dengan kecantikan Ami pada hari itu yang mengenakan official cap bank berwarna merah. Kulitnya yang kuning langsat itu memang sesuai dengan warna seragam yang Ami kenakan. Rok sedikit di atas lutut itu semakin mempertontonkan sebagian paha mulus Ami ketika duduk. Pak Johan sesekali melirik ke arah paha mulus tersebut ketika sedang berbicara.
“Begini Ami…konsorsium pengusaha dari asia afrika akan datang. Mereka adalah calon investor bank kita. Seperti yang telah kau ketahui bank kita mengalami goncangan karena isu kenaikan dolar. Banyak nasabah yang melakukan rush. Oleh sebab itu ini adalah kesempatan untuk menstabilkan kondisi bank kita”
“Baik Pak nanti akan saya paparkan mengenai bank kita serta peluang-peluang yang ada….” Sahut Ami.
Setelah briefing selama 15 menit Ami keluar dari ruangan Pak Johan. Dalam hati Ami berkata ternyata boss-nya agak mata keranjang juga.
Tepat pukul 9 tamu dari konsorsium pengusaha asia afrika datang. Mereka ada 4 orang. Dua orang jelas dari afrika karena kulit hitam legamnya sedangkan dua orang lagi dari timur tengah dan India. Mereka diterima langsung oleh pak Johan dan diajak masuk ke dalam ruang meeting. Sekitar 5 menit kemudian Ami datang ke ruangan tersebut dan pak Johan memperkenalkan merakan kepadanya.
“Well my fellows this is Ami my gorgeous PR of this company”……demikian pak Johan berkata yang lansung di sambut dengan senyum oleh para tamunya.
“Asamoah…glad to see you” kata seseorang yang berasal dari Afrika.
“Glad to see you too Mr. Asamoh” jawab Ami.
Demikian pula 3 orang yang lain masing-masing memperkenalkan diri pada Ami. Mereka adalah Geremi seorang Afrika pula, Jabeer dari Timur Tengah, serta Maher dari India. Asmoah dan Geremi berusia sama yakni 40 tahun sedangkan Jabeer dan Maher masing-masing 37 dan 35 tahun. Keempatnya memiliki postur tubuh tinggi, tidak kurang dari 170 cm.
Selanjutnya acara presentasi di mulai. Ami sedikit canggung membawakan presentasi dalam bahasa inggris karena baru pertama kali dia membawakannya. Tetapi kecanggungannya itu semakin mempercantik wajahnya yang bersemu merah ketika dia sedikit kesulitan untuk mencari suatu kata yang dipandang tepat untuk dia ucapkan dan mudah dipahami oleh para tamunya. Untunglah Pak Johan yang fasih berbahasa inggris itu banyak membantu untuk menjelaskan hal-hal yang dipandang perlu untuk dibuat detail sehingga para tamu benar-benar memahami apa yang dimaksud oleh Ami. Setelah presentasi selama 30 menit kemudian dilanjutkan diskusi hingga acara makan siang di bank tersebut. Setelah acara makan siang itu pertemuan direncanakan untuk dilanjutkan pada sore hari setelah konsorsium itu mengadakan pembicaraan tersendiri.
Waktu telah menunjukkan 4 sore. Hari ini Ami beserta Pak Johan dan tamunya akan ke puncak untuk mendapatkan keputusan para investor. Di puncak mereka akan mengadakan meeting di villa milik Hendarso seorang usahawan perkebunan. Hendarso yang berusia 42 tahun itu adalah teman dekat Johan. Meski usianya sudah menuju setengah abad tetapi penampilannya masih mengikuti trend anak muda termasuk menggunakan satu tindik di telinganya. Badannyapun masih kelihatan kekar. Tingginya sekitar 168 cm satu senti di bawah Pak Johan. Johan telah memberitahunya kalo dia akan ke villanya bersama tamunya.
Pukul 6:30 petang mereka sampai di Villa dan disambut oleh Hendarso. Ami memberi tahu mertuanya kalau dia akan pulang malam karena urusan kantor. Setelah beristirahat sejenak pembicaraan langsung mengarah ke persoalan semula. Konsorsium menyetujui untuk melakukan investasi di bank tempat Ami bekerja. Pak Johan sungguh gembira mendengar hal ini. Kemudian dia berkata pelan kepada Ami kalo posisinya akan dipromosikan menjadi Asisten Manager. Tentu saja Ami sangat senang mendengar hal ini. Selanjutnya Asamoah mendekati Pak Johan sambil berbisik sesuatu. Terlihat kening Pak Johan berkerut tetapi kemudian, setelah memberikan kedipan mata kepada Hendarso, dengan tersenyum dia mendekati Ami.
“Ehm…. Begini Ami untuk merayakan kesuksesan ini kita akan mengadakan pesta”
“Pesta apa pak” tanya Ami…..
Belum menjawab pertanyaan Ami, Pak Hendarso bangkit dari tempat duduknya dan segera mendekati Ami yang berdiri di dekat Pak Johan. Serta merta Pak Hendarso memeluk Ami dari belakang yang lansung membuatnya kaget setengah mati.
“Aaadd……ada apa ini pak?”
Suara Ami bergetar, menandakan ada ketegangan dalam batinnya. Secara reflek dia melepaskan diri dari pelukan Pak Hendarso. Pak Johan menjawab
“Tidak ada apa-apa Ami….” Sambil tersenyum Pak Johan melanjutkan perkataannya
“Kami hanya ingin berpesta denganmu”
“Iya kami ingin menikmatimu” timpal Pak Hendarso dengan cepat
“Aapp…Apa maksudnya?” Ami masih bertanya dengan suara bergetar
“Ehmm…maksudnya…Lets do what you want guys..” Sorak Pak Hendarso
“Lets play friends, lets enjoy her nice body” jawab Geremi segera.
Keempat pria besar tersebut berjalan mendekati Ami yang kelihatan ketakutan.
“Tolong pak,….apa maksudnya semua ini?” Suara Ami semakin bergetar.
“Lets play honey I want fuck your pussy” Geremi berkata sambil memegang dagu Ami.
Tiba-tiba terdengar suara “Plak”. Rupanya Ami menampar Geremi yang bersikap kurang ajar kepadanya. Sejenak Geremi terkejut dengan tamparan Ami. Namun hanya dalam hitungan detik kemudian dia langsung mendekap ami dan mendorongnya ke sofa. Ami yang tidak siap tersebut terjatuh di sofa dan Geremi langsung menindihnya.
“Aaaa……tttooollooong” jerit Ami.
Geremi berusaha untuk mencium Ami. Tangan kirinyanya menjambak rambut Ami dari belakang agar tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri berusaha menghindar ciumannya. Tangan kanan Geremi pun tidak kalah garangnya meremas buah dada Ami berukuran 34B itu dengan kasar.
“Ttooollong……tolong saya pak Johan” Jerit Ami.
Pak Johan hanya terlihat menyeringai. Tatapan matanyapun mulai memerah menandakan unsur birahi mulai menyelimuti dirinya. Apalagi melihat Ami yang meronta-ronta dalam dekapan Geremi sehingga rok merahnya tersingkap dan memperlihatkan paha mulusnya. Celana dalamnya yang berwarna ungu itupun sesekali terlihat dalam rontaannya dalam usaha melepaskan diri dari tindihan Geremi. Meskipun Geremi berbadan besar tetapi dia merasa kesulitan untuk menjinakkan Ami.
“Hold her hands guys…” serunya.
Dengan cepat Asamoah dendekati sofa dan memegang kedua tangan Ami dan menahan di atas kepalanya sehingga Ami tidak bisa lagi untuk berusaha mendorong tubuh Geremi yang menggumulinya. Tanpa disuruh Jabeer dan Maher membantu memegang kaki Ami sehingga sekarang Ami-pun tidak bisa untuk berusaha menendang. Posisi Ami dibuat terlentang di atas sofa, hanya sedikit bergesar ke kanan dan kiri-lah yang ia bisa lakukan. Dengan kedua tangannya Geremi menahan kepala Ami dan mencium bibir sensualnya dengan kasar.
“MMMmmhhhhhhhh……….”
Ami tidak bisa berteriak. Suaranya seperti orang bergumam. Sejenak Geremi melepaskan ciumannya. Kesempatan ini digunakan Ami untuk berteriak
“Baaaanggggssaaatttttthhhmmmmmm”….
Suaranya kembali tertahan ketika Geremi kembali melumat bibirnya. Lidah Geremi bermain-main di dalam ronga mulut Ami. Ami mulai terlihat menangis karena merasa tidak berdaya. Air matanya meleleh membasahi pipinya yang mulus. Tiba-tiba Geremi bangkit dari tubuh Ami, sedangkan tiga orang temannya masih tetap memegangi kaki dan tangan Ami dengan kuat. Pak Hendarso yang sedari tadi menonton berjalan mendekati sofa. Ditangannya tertenteng sebuah handycam. Rupanya dia berminat untuk merekan adegan pemerkosaan itu. Setelah meng”on”kan handycam-nya dia mulai merekam keadaan Ami yang terlentang sambil dipegangi tangan dan kakinya.
“Pak Hendar….ttoolong lepaskan saya” Ami menghiba dan menangis.
Pak Hendarso tidak menjawab. Dia masih asik terus merekam gambar Ami mulai meng-closeup wajahnya, bagian dadanya, kakinya bahkan berusaha untuk merekam bagian dalam rok Ami yang tersingkap ke atas. Di bagian layar monitor itu nampak jelas celana dalam Ami yang berwarna ungu.
“Pak Johan…tolong saya pak, jangan lakukan ini pada saya” Ami terus menghiba.
Pak Johan hanya terus menyeringai menonton adegan Ami direkam.
SCENE 2
Geremi yang tadi bangkit dari tubuh Ami telah melepas baju bagian atasnya. Kelihatan sekali tubuh kekarnya, mirip dengan petinju Mike Tyson. Handycam diarahkan ke Geremi yang kembali mendekati tubuh Ami. Kedua tangan Geremi menuju ke arah bagian atas baju putih yang dikenakan Ami. Amipun mulai panik.
“Jjjaangaannnn……nnoooooo” jeritnya.
Tiba-tiba terdengar “Sssshhreeekkkkk” suara kain robek. Geremi membetot baju Ami yang menyebabkan kancing-kancingnya terlontar entah kemana. Nampak bagian dada Ami dengan BH warna hitam yang ia kenakan. Ami semakin menjerit-jerit panik. Hatinya semakin ciut manakala terbayang bahwa tubuhnya akan dijadikan piala bergilir oleh 4 orang asing dan 2 orang pribumi. Hendarso yang sedari tadi merekam gambar mengarahkan lensanya ke bagian dada Ami. Tak lama kemudian BH itupun telah putus ditarik oleh Geremi. Kedua tangan Geremi dengan kasar meremas buah dada Ami.
“Aaaddduhhhhh……..tttttttt”
“Jaaannggaaannnnn..”
“Noooo ….please” Ami berteriak memaki sambil menangis.
Namun kesemua 6 orang yang ada di ruangan itu hanya tertawa. Meski ukurannya hanya 34B tetapi Geremi dapat merasakan kekenyalan dua gunung kembar itu. Dia terus meremas dan memilin puting payudara Ami tanpa menghiraukan tangisan Ami. Kemudian Geremi juga menyedot-nyedot kedua susu Ami yang berwarna putih mulus itu. Setelah puas memainkan payudara Ami, Geremi bangkit lagi dan melepas celana panjang berikut celana dalam yang ia kenakan. Nampak p*nis pria negro itu yang sudah menegang. Ukurannya luar biasa dibandingkan milik kebanyakan pria pribumi. Melihat Geremi telanjang Ami menjerit
“Aaaaaaaaaa……tidaaaakkkkkk……nooooooooo please”
Tanpa banyak buang waktu Geremi mencari belahan rok Ami.
“Ssrreeeeetttt” maka sobeklah rok yang Ami kenakan.
“Bangsaaatt……..jangan lakukan itu padaku” jerit Ami.
Kemudian celana dalam warna ungu itupun telah robek ditarik paksa oleh Geremi.
“Jaaangaaannnnnnnnnnnnnnnn…ttttooooolllongggggggg”
Kini tubuh Ami bagian pinggang ke bawah tanpa sehelai benangpun. Hanya baju putih serta official cap warna merah yang ia kenakan. Itupun kondisinya telah terbuka berantakan memperlihatkan dua gunung kembarnya yang mungil.
“Aaggghhrrrrrrr….” Tiba-tiba Ami menjerit.
Rupanya Geremi telah mengoral v*gina Ami yang terbuka. Kaki Ami dibuat mengangkang sehingga Geremi semakin leluasa mempermainkan v*gina Ami. Ami terus menangis dan merasa sangat malu karena bagian-bagin tubuhnya yang selama ini dia rahasiakan telah terbuka dengan jelas dan dipelototi oleh 5 orang lainnya yang sedari tadi memperhatikan apa yang dilakukan oleh Geremi. Nafsu birahi semakin membelenggu mereka.
Selama 5 menit Geremi mengoral v*gina Ami. Kemudian dia bangkit dan memposisikan dirinya tepat dihadapan Ami yang terlentang tak berdaya. p*nis sungguh besar. Ukuran dan warnanya yang hitam membuat Ami merasa sangat ketakutan.
“Now lets fuck your nice pussy dear…….” Geremi berkata.
“Nnnooooo….please donA?a,?a"?t do that…..” Ami menghiba lagi.
Tiba-tiba terdengar lolongan Ami yang menyayat
“Aaaaggggggghhhhhhhhrrrrrrrrr…….aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaa”
Tanpa basa basi Geremi memasukkan p*nis yang besar ke dalam v*gina Ami. Ukurannya yang super itu membuat dia kesulitan untuk melewati rongga kenikmatan Ami. Meski baru bagian kepala p*nis saja yang masuk namun terlihat sekali wajah Ami yang kesakitan. Bagi Ami belum pernah benda sebesar milik pria negro yang sedang memperkosanya itu masuk ke dalam liang kewanitaannya. Milik suaminya tidaklah sebesar ukuran pria negro itu. Geremi terlihat tersenyum nikmat. Baginya wanita asia seperti Ami dengan tingginya hanya 156 cm seolah-olah bersenggama dengan gadis perawan. Geremi terus memajukan p*nis. Tiap gerakan masuk ke dalam v*gina nya terdengarlah jeritan Ami yang kesakitan. Ketika setengah p*nis sudah masuk nampak darah mengalir keluar. Jelas bukan darah perawan karena Ami sudah punya seorang anak. Rupanya ukuran v*gina nya yang sempit menorehkan luka di liang senggamanya akibat pemaksaan yang dilakukan oleh Geremi. Darah menetes membasahi sofa. Pak Hendarso terus merekam kejadian itu dan tak lupa meng-closeup darah yang menetes dari v*gina Ami.
Ami merasakan perih yang luar biasa pada v*gina. Dia tahu kalo pasti ada yang luka disana. Nyeri luar biasa juga ia rasakan. Ami hanya mengigit bibir bawahnya ketika pelan tetapi pasti p*nis Geremi menerobos v*gina. Setelah setengah p*nis masuk tiba-tiba Geremi dengan kasar mendorong tubuhnya sehingga seluruh p*nis masuk dalam liang kewanitaan Ami.
“Aadddduuuhhhhhhhhhhh…..aaaaaagggghhhhrrrrrrrrr” Ami melolong lebih keras dari sebelumnya. v*ginanya terasa robek dengan kekasaran Geremi. Kini Geremi memompa p*nis ke luar masuk liang senggama Ami. Setiap gerakan maju mundur dibarengi dengan jeritan-jeritan kesakitan Ami yang terdengar sungguh memelas. Tetapi bagi ke 6 orang yang ada di ruangan itu suara jeritan kesakitan Ami semakin meningkatkan gairah birahi mereka. Semakin tidak sabar pula mereka menanti giliran untuk menikmati tubuh sekal Ami.
Sepuluh menit kemudian terlihat tanda-tanda Geremi akan mencapai klimaks. Geremi semakin brutal memaju mundurkan p*nis sampai nampak tubuh Ami yang tersodok-sodok. Semakin terdengar pilu jeritan kesakitan Ami. Akhirnya tuntaslah sudah. Geremi menekan tubuhnya sampai dirasakannya mentok dalam liang kewanitaan Ami. Nampak cairan putih dan merah jambu keluar dari v*gina Ami. Sp*rma yang bercampur darah itupun turut membasahi sofa. Satu menit kemudian Geremi bangkit dari atas tubuh Ami. Dipandangnya wajah Ami yang basah oleh air mata dengan senyuman kepuasan.
“Very delicious pussy…so tight….IA?a,?a"?ve gotten to heaven” demikian kata Geremi.
Dua orang yang memegang kaki Ami, yakni Jabeer dan Maher tersenyum mendengarnya. Nampak jakun Maher bergerak-gerak menandakan birahinya sudah mulai memuncak. Geremi bangkit meninggalkan sofa dan duduk di kursi lain dekat dengan Pak Johan yang sedari tadi sambil merokok mengikuti proses perkosaan atas diri Ami. Maher yang sudah bersiap-siap menggantikan Geremi untuk memperkosa Ami tiba-tiba dihalangi oleh Pak hendarso
“Wait wait wait wait………..”
“I want to close up her pussy now” demikian kata Pak Hendarso sambil mengarahkan handycamnya ke v*gina Ami yang terbuka lebar. Nampak disana ada semacam robekan mengarah ke anus Ami. Rupanya robekan daging itulah yang mengeluarkan darah akibat besarnya ukuran p*nis Geremi. Setelah merekam selama satu menit pak Hendarso mempersilakan Maher untuk memenuhi hasrat mengerjai tubuh Ami. Ami berusaha meronta lagi tetapi rasa nyeri dan perih di v*gina menyebabkan usahanya sia-sia. Maher yang telah telanjang bulat itu segara mengarahkan p*nis ke v*gina Ami.
“Aadduuuhhhhh……ssssaaaaakkkkiiitttttttttt” jerit Ami.
P*nis pria India itu memang tidak sebesar milik Geremi, tetapi ukurannya tetap lebih besar daripada kebanyakan pria pribumi. Jelas luka pertama akibat pemaksaan yang dilakukan oleh Geremi itulah yang membuat sodokan-sodokan Maher semakin membuat Ami menderita. Ami kini hanya bisa mengluarkan lenguhan-lenguhan yang terdengar erotis bagi para pemerkosanya.
Dua pria temannya, Asamoah dan Jaber, tidak sabar lagi menanti giliran. Mereka melepaskan pegangannya terhadap tubuh Ami dan menelanjangi diri mereka sendiri.
“Lets play 4P man…..” Asamoah berkata.
Maher yang sedang asik memompa tubuhnya di atas tubuh Ami paham atas keinginan teman-temannya. Dia segera membuat gerakan menjadi posisi duduk di atas sofa sedangkan Ami berada di atas tubuhnya. Maher memompa dari bawah. Jaber berjalan ke arah belakang sofa dan menarik kepala Ami hingga dagunya tepat di atas sandaran kursi sofa. Jaber mengarahkan p*nis yang juga berukuran besar, khas orang Timur Tengah” ke mulut Ami. Ami berusaha mengelak meski Jaber terus menempelkan kepala p*nis pada bibir sensualnya dan berusaha mendorongnya masuk. Tiba-tiba dari belakang terasa ada benda tumpul yang menempel di duburnya. Serta merta Ami menoleh dan melihat Asamoah berada di belakangnya sambil memegangi p*nis yang sama besar dengan milik Geremi ke arah anusnya. Ami terlihat panik dan sangat ketakutan.
“Noooooo…..please donA?a,?a"?t do that”……..
“Pak Johan tolong saya pak Johan. Saya tidak mau disodomi”….
Ami terus berusaha meronta.
Tetapi Maher yang ada dibawahnya terus menahan tubuhnya agar tidak bisa bangkit. Posisi Ami yang agak menjorok ke depan membuat nampak semakin menggairahkan. Pak Johan yang sedari tadi menonton bergegas beranjak dari duduknya dan menuju ke arah sofa. Ami berharap Pak Johan menolongnya. Tetapi harapan Ami hanyalah tinggal harapan. Pak Johan malah membantu Asamoah yang akan melakukan sodomi atas tubuh Ami dengan cara membuka bongkahan pantat Ami sehingga lubang anusnya pun semakin terlihat jelas. Ami berusaha keras bangkit dengan kedua tangannya yang bebas. Gerakan rontaan itu membuat susah Asamoah mengarahkan p*nis dengan tepat ke arah lubang dubur Ami. Jabeer segera berinisiatif menahan kedua tangan Ami di atas sandaran sofa sehingga seluruh tubuh Ami kini ditopang oleh Maher yang ada di bawahnya. Di bawah Maher merasakan lembutnya buah dada Ami yang kenyal. Kini belahan pantat Ami yang terbuka lebar oleh kedua tangan Pak Johan siap ditembus oleh p*nis besar Asamoah.
“Jangaaannn…..jangaannn…… di situ….lepaskan saya Pak Johan”
“Noooo…please….donA?a,?a"?t fuck my ass pleaazzzeeeeee…” Ami merintih.
Asamoah tidak peduli dengan rintihan Ami. Setelah melumasi p*nis dengan baby oil Asamoah siap melakukan penetrasi ke dubur Ami.
“heegghhhhh……aaaagggggggghhhhhrrrrrrrrrrr…aaaaaaaa aaddduuuuuhhhhhhhhhhh……”
“Saakiitttttttttttttttttttttttttttttttttttttt…………… ..A?a,?a"?
Ami menjerit melolong ketika dengan kasar Asamoah memasukkan p*nis berukuran besar miliknya ke dalam duburnya. Pak Hendarso merekam adegan sodomi itu. Terlihat jelas bagaimana lubang dubur Ami melesak masuk akibat paksaan penetrasi p*nis Asamoah. Asamoah terus memasukkan p*nis sampai seluruhnya amblas ke dalam dubur Ami. Ami terus melolong sampai mengeluarkan suara yang terdengar mengerikan dan menyayat. Hari ini seorang pria negro bernama Asamoah telah memperawani lubang duburnya. Sakitnya luar biasa. Jauh lebih sakit dibandingkan malam pertama dia menyerahkan mahkotanya pada suaminya. Duburnya pun terasa penuh seolah-olah ingin buang air besar. Kini dua rasa perih dan nyeri menyerang v*gina dan duburnya. Saat Ami melolong kesempatan tersebut digunakan oleh Jabeer untuk memasukkan p*nis ke dalam mulut Ami. Kini ketiga lubang tubuh Ami sedang dinikmati oleh 3 pria asing. Asamoah melakukan sodokan-sodokan dengan keras dari arah belakang. Demikian pula Maher dari arah bawah bergantian dengan Asamoah melakukan sodokan. Ami merasakan lubang anusnya robek dan memang ada lelehan darah yang keluar dari duburnya. Namun Ami tidak bisa berteriak keras lagi karena sumbatan p*nis Jabeer di mulutnya. Ketiganya memompa bersama-sama.
“Hheemmmm…hheemmmmm…heeemmmmm” hanya itulah yang terdengar dari teriakan Ami.
Sekitar 20 menit pemerkosaan 4P itu berlangsung. Jabeer terlebih dahulu klimaks dan menumpahkan seluruh cairan kental miliknya dalam mulut Ami. Ami tidak bisa memuntahkan Sp*rma yang ada dalam mulutnya. Satu-satu jalan untuk mengurangi rasi asin dan getir cairan birahi Jabeer adalah dengan menelannya dan itulah yang dilakukan olehnya. Tak lama kemudian Jabeer menarik p*nis keluar dari mulut Ami. Sisa-sisa Sp*rma dalam mulut Ami mengalir keluar dari sela-sela bibir sensualnya. Kini terdengar suara erangan Ami yang sedikit lebih keras karena mulutnya telah terbebas dari sumbatan p*nis Jabeer
“Adduhhhh…aadduhhhhh..aaakkkhhhhh……….sssaaakiitttt ”
Asamoah dan Maher masih terus memompa dan semakin cepat. Keduanya klimaks bersamaan ditandai dengan lenguhan kenikmatan kedua pria tersebut. Asamoah segera mencabut p*nis dari rongga dubur Ami. Darah masih terlihat pada batang p*nis Asamoah. Maher pun telah loyo di bawah tubuh Ami. Maher segera menggulingkan tubuh Ami ke sofa dan bangkit dari sofa.
“Ka..kaa…liaann semuaaa….baaanggsaattA?a,?a"?A?a,?a"?
Ami memaki dengan pelan dan lirih. Tubuhnya telah tidak berdaya. Kini dalam tubuhnya telah mengalir benih nista yang dimasukkan secara paksa oleh Geremi dan Maher. Ami merasa noda telah meyelimuti hidupnya.
SCENE 3
Kini giliran Pak Hendarso dan Johan ambil jatah. Keduanya sepakat akan melakukan permainan 3P.
“Ayo Ami berikan kami kenikmatan tubuhmu yang indah itu” seringai Pak Hendarso.
“Benar saya ingin merasakan hangatnya lubang mataharimu sayang…” Pak Johan menimpali.
Kini gantian Geremi yang akan mengabadikan pemerkosaan yang akan dilakukan oleh Pak Johan dan Hendarso.
“Tidaakkk…..jangan lagi…..kasihani saya pak….” Tangis Ami semakin keras lagi sambil menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi payudaranya yang terbuka.
Namun kedua bandot tua itu tidak peduli dengan ketakutan Ami. Semakin takut semakin tinggi pula hasrat seksual kedua orang itu.
Pak Hendarso segera mencengkeram tangan Ami dan membalik tubuhnya hingga tengkurap. Official cap merah Ami beserta blouse putih yang dikenakannya ia lucuti sehingga kini Ami benar-benar telah telanjang bulat. Kedua tangan Ami ditahannya sehingga tubuhnya tidak bisa lagi bergerak leluasa. Pak Johan melihat punggung Ami yang mulus serta bongkahan pantat yang menggairahkan. Dia mengambil posisi di atas paha Ami bagian belakang. Kemudian tangan kirinya membuka lubang anus Ami sedangkan tangan kanannya mengarahkan p*nis ke lubang matahari itu.
“Ttiiiiddaakkkkkk…..janganaan laaaggiii dii situuuuuuuuu”
“Ampun pak Johan…..sakit sekali……”
“Dubur Ami perih dan panas pak Johan….jangan disitu lagi”
“Saya mohon pak Johan”….Ami terus menghiba.
Namun orang yang namanya Johan ini tidak mau ambil pusing dengan rintihan memelas Ami. Dia tetap mengarahkan batang p*nis ke dubur Ami dan…
“Aaggghhhhhhhh…jjaaangggaaaaaannnnnnnnnnn……” Ami kembali melolong.
Kini Pak Johan telah memompa duburnya dengan cepat dan kasar. Ternyata orang ini adalah maniak seks diluar tampangnya yang kebapakan. Pak Hendarso kini melepas pegangannya dan membiarkan Pak Johan sendirian menggumuli tubuh Ami yang tengkurap. Tangan kanan Pak Johan pun ambil bagian meremas buah dada Ami. Ami merintih-rintih kesakitan ketika duburnya dengan kasar disodomi oleh atasannya. Sekitar 7 menit Pak Johan telah mencapai klimaks dan tidak lama kemudian dia bangkit dari tubuh Ami yang tengkurap lemas. Pak Hendarso menggantikan posisinya siap melakukan sodomi juga.
“Agggahhhhhhh…..banggssaaaaatttttttttt” Ami menjerit lagi.
Sudah tiga orang melakukan sodomi padanya tetapi rasa sakit itu tidak berkurang juga. Malah semakin menjadi-jadi meski ukuran p*nis kedua orang terakhir yang memperkosanya berukuran lebih kecil dari milik Asamoah. Sekitar 10 menit Pak Hendarso memperkosa liang anus Ami. Tanda-tanda ejakulasi sudah nampak ketika Pak Hendarso semakin cepat memompa dubur Ami. Ami semakin merasakan perih di duburnya. Pak Hendarso melenguh keras ketika cairan nistanya keluar membasahi rongga dubur Ami. Ami merasakan anusnya bertambah perih karena Sp*rma yang membasahi robekan luka di duburnya.
Waktu telah menunjukkan pukul 11:30 malam. Kini kelima pemerkosa Ami bersiap mengantarkan Ami pulang. Saat itu Ami sudah tidak kuat bangkit. Rasa nyeri dan perih di v*gina dan anus yang dirasakannnya membuatnya tidak mampu berdiri. Geremi menggendong Ami sampai ke dalam mobil van yang mereka gunakan. Baju Ami yang robekpun telah mereka ganti dengan kaos besar ukuran XXL sehingga ujung bagian bawahnya sampai setengah paha Ami. Dengan demikian meski tidak mengenakan celana dalam tidak akan ada seorangpun yang tahu. Dalam perjalanan pulang Ami didudukkan di belakang di apit oleh Jabeer dan Maheer sedangkan Asamoah berada di kursi depan bersama Pak Johan yang menyetir mobil. Geremi duduk di tengah. Selama perjalanan Geremi mengisengi Ami dengan memasukkan dildo zhucini (buah mirip mentimum yang ukurannya cukup besar) yang dia ambil dari kulkas saat masih berada di villa milik Hendarso. Ami sudah tidak mampu berteriak, matanya kelihatan sembab dan luyu. Hanya erangan lirih yang terdengar ketikan dua buah zhucini dimasukkan kedalam v*gina dan anusnya. Meski sudah tidak ada darah lagi yang menetes dari dua lubang kenikmatan itu tetap saja rasa perih dan panas dirasakan oleh Ami akibat luka lecet pemerkosaan di villa sebelumnya.
Setelah sampai Pak Johan memasukkan mobilnya ke pelataran rumah Ami agar tidak dicurigai orang. Dengan mengambil kunci rumah dari tas Ami pak Johan membuka pintu dan meminta Geremi membawa Ami masuk ke dalam. Geremi merebahkan Ami di sofa tamu dan segera ke luar menuju van. Pak Johan berjalan mendekati Ami dan berkata
“Pastikan hanya kita yang tahu atau rekaman gambar itu akan beredar ke mana-mana”
Ami hanya diam tidak mampu berkata. Setelah Pak Johan menutup pintu dan terdengar suara mobil yang meninggalkan pelataran Ami hanya bisa menyesali nasibnya sebagai korban pemerkosaan bergiliran. Air matanya terus meleleh membasahi pipinya yang mulus. Pandangannya setengah kosong. Pikirannya menerawang kepada suami dan anaknya. Pasti bahwa tidak kurang dari seminggu setelah pemerkosaan bergiliran ini belum tentu dia akan sanggup memberikan kehangatan pada suaminya. Luka di alat vitalnya tentu membutuhkan waktu lama untuk sembuh terlebih lagi trauma yang dialaminya. Ami terus menerawang ke arah langit-langit rumah. Membayangkan masa depannya. Membayangkan noda di tubuhnya. Membayangkan………………………
SCENE 4: EPISODE TRAUMA
Sudah hampir 2 bulan lebih semenjak kejadian Nurrahmi digilir oleh 3 orang pria asing dan 3 orang pria pribumi wanita cantik semampai bertubuh sintal dan berkulit sangat mulus itu tidak dapat melupakan malam jahanam yang telah merenggut kehormatannya dan menorehkan noda yang mengalir dalam tubuhnya. Setiap malam kejadian itu menghantui mimpi buruknya seakan-akan rasa sakit di tubuhnya terlebih lagi hatinya masih terus ia rasakan. Masih terekam dalam ingatannya bagaimana pada malam jahanam itu tubuh mulusnya di bolak balik seperti sebuah boneka mainan untuk dinikmati secara brutal oleh 6 orang pemerkosa.
Meski kejadian itu telah berlalu, kini setiap suaminya Kamal meminta kepada dirinya untuk melayani hasrat birahinya seketika itu juga Nurrahmi kehilangan gairah seksualnya. Tiap kali Kamal meminta untuk melakukan hubungan seks suami istri seketika itu pula rasa ketakutan yang amat sangat melanda jiwa Nurrahmi. Sungguh Nurrahmi tidak ingin untuk mengecewakan Kamal suaminya. Namun, semenjak tubuhnya dijadikan bulan-bulanan oleh para lelaki jahanam itu kini seluruh organ seksual Nurrahmi seolah-olah mengalami frigiditas. Rasa ketakutan yang amat sangat untuk melakukan hubungan seks kini melanda wanita cantik bertubuh sintal itu.
Sejak Kamal pulang dari kota Banda belum sekalipun dia menikmati tubuh sintal istrinya yang mulus dan menggiurkan itu. Bahkan istrinya itupun selalu menghindar apabila Kamal berhasrat untuk mencium bibirnya yang sensual. Sebenarnya Kamal dapat merasakan perubahan itu. Tetapi Nurrahmi menyimpan rapat-rapat aib yang telah merusak kehormatannya itu. Dua minggu pertama setelah dirinya diperkosa habis-habisan oleh 6 pria durjana itu Nurrahmi mengalami pendarahan pada alat kelaminnya. Demikian pula pada anusnya yang membenjol akibat disetubuhi paksa dengan cara anal seks. Oleh sebab itu pula Nurrahmi harus selalu menggunakan softex karena pendarahan sehingga seolah-olah dirinya sedang menstruasi. Untuk berjalanpun Nurrahmi merasakan sakit dan perih yang menyengat di alat kelaminnya maupun duburnya. Dengan demikian hal itu dapat menjadikan alasan bagi Kamal untuk tidak dulu menikmati tubuhnya.
Kini telah sebulan lebih Nurrahmi tidak mengenakan softex lagi. Dan Kamalpun tahu hal itu. Malam ini libido pria itu terasa naik. Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Besok hari Sabtu dia harus berangkat ke Manado untuk urusan bisnis selama tiga minggu. Malam ini dipandanginya tubuh Nurrahmi yang sedang tidur memunggungi dirinya. Baju tidurnya yang tipis itu tidak dapat menyembunyikan lekuk-lekuk tubuh Nurrahmi yang sungguh indah. Pinggulnya yang sexy serta pantatnya yang membongkah membulat membuat dirinya berhasrat sekali untuk kembali menikmati kehangatan tubuh istrinya itu. Sesaat dipandangnya rok baju tidur Nurrahmi yang sedikit tersingkap sehingga mempertontonkan sedikit pahanya yang mulus. Kamal sungguh bangga dapat memiliki Nurrahmi. Kawan-kawan bisnisnya sering mengatakan iri pada dirinya yang mempunyai seorang istri secantik Nurrahmi. Bentuk tubuh istrinya itu memang menggiurkan sehingga membuat banyak laki-laki sering berkhayal yang tidak-tidak.
Kamal tersadar bahwa dia baru saja berkhayal menerawang. Kini diusapnya betis Nurrahmi yang sedang tidur. Kemudian usapan tangan laki-laki itu secara perlahan naik ke paha istrinya. Dapat dirasakannya betapa mulus dan halus kulit tubuh Nurrahmi. Kemudian dari balik rok bawah gaun tidur Nurrahmi yang ukurannya hanya setengah paha saja tangan Kamal dengan leluasa menyibak kain itu untuk menyusupkan tangannya hingga mencapai bagian dada Nurrahmi. Diremasnya dengan perlahan sebelah payudara Nurrahmi agar wanita itu menjadi terangsang. Kamal merasakan nafsu pada dirinya telah semakin naik. p*nis telah dirasakannya mencuat tegang. Diciumnya tengkuk Nurrahmi sambil tangannya meremas perlahan buah dada Nurrahmi yang berukuran 34B itu. Namun Nurrahmi tidak bergeming dari tidurnya. Wanita itu seolah-olah tidak merasakan apa-apa. Kamal mengira bahwa istrinya masih belum bangkit nafsu birahinya. Kini diarahkannya tangan kanannya kearah pusar Nurrahmi dan diusap-usapnya wilayah itu. Tidak berapa lama kemudian tangan Kamal berpindah ke pinggang bagian belakang Nurrahmi dan kemudian menyusup di balik celana dalam Nurrahmi. Kamal berusaha merangsang Nurrahmi dari balik pantat wanita itu guna mencapai alat kelaminnya. Namun tiba-tiba saja
“Jangan mas……” Nurrahmi berkata dengan sambil bergegas memposisikan dirinya menjadi rebahan.
“Aku sedang letih sekali mas….aku takut membuatmu kecewa” Nurrahmi kembali berkata.
“Besok mas akan ke Manado tiga minggu sayang” Kamal berkata.
“Sudah dua bulan lebih engkau tidak mau melayaniku” Kamal berkata lanjut dengan sedikit bersungut.
Nurrahmi dapat melihat kekecewaan pada suaminya itu. Wanita itupun berkata
“Nanti setelah mas pulang dari Manado aku berjanji akan melayanimu sepenuh hati”
“Sepulang mas dari Manado nikmatilah tubuhku sepuas-puasmu mas, tetapi jangan sekarang”
“Senin ini aku ditugaskan mengikuti training senior bank teller di bank cabang Kelapa Gading. Aku letih menyiapkan semua keperluan training itu mas. Mas mau mengerti khan…?” Nurrahmi menjawab kekecewaan Kamal.
“Kenapa tidak malam ini saja sayang. Mas sudah tidak tahan lagi nih….” Kamal berucap dengan nada berkeluh.
“Nanti mas akan kecewa karena aku belum sepenuh hati melayanimu…..” jawab Nurrahmi.
“Baiklah kalo begitu aku segera tidur saja, bangunkan aku pukul 5 pagi….” Kamal menjawab dengan nada sedikit kecewa.
Kemudian laki-laki itu mengambil bantal dan ditutupkan pada wajahnya agar dia cepat tertidur lelap.
Nurrahmi menarik nafas dalam-dalam dan kemudian diposisikan kepalanya di atas dada Kamal sambil tangan kirinya memeluk tubuh suaminya. Sungguh hati Nurrahmi seperti tersayat karena ketidakmampuannya untuk memberikan kehangatan tubuhnya pada Kamal suaminya. Tak terasa bintik air mata mengalir keluar dari pelopak mata wanita cantik itu.
Sabtu pukul 5 tepat Nurrahmi membangunkan suaminya.
“Mas.. mas… bangun. sudah jam 5 nih…”
Kamal menggeliat sambil mengercipkan matanya.
Laki-laki itu harus bersiap berangkat menuju bandara untuk penerbangan pukul 8 pagi ke Manado. Untuk menuju ke sana sarananya cukup mudah karena di terminal Rawamangun, dekat dengan tempat di mana mereka mengontrak rumah, menyediakan akses bis Damri jurusan Soekarna-Hatta. Dengan sekali naik bajaj dari rumah kontrakan tidak lebih dari sepuluh menit dapat mencapai terminal Rawa Mangun.
Sambil menunggu Kamal mempersiapkan diri Nurrahmi menyiapkan kopi kesukaan Kamal serta sarapan pagi. Hari Jum’at kemarin segala keperluan Kamal di Manado telah dia siapkan. Tepat jam 6 pagi Kamal berangkat menuju bandara Soekarno Hatta.
“Titi DJ mas……” Nurrahmi berkata.
“Ok. Hati-hati juga di rumah ya sayang….” Kamal berkata sambil mencium kening Nurrahmi.
Nurrahmi melambaikan tangan dari balik pagar rumah ketika suaminya berangkat dengan bajaj menuju terminal Rawa Mangun. Nurrahmi termenung sesaat. Dirinya merasakan penyesalan yang mendalam karena tidak mampu memberikan kehangatan tubuhnya pada Kamal sebelum suaminya berangkat ke Manado. Tetapi apa boleh buat karena secara fisik dan psikis dirinya masih belum mampu akibat trauma perkosaan itu.
Hari senin Nurrahmi ditugaskan oleh bos barunya guna mengikuti training senior bank teller di bank cabang Kelapa Gading. Setelah kejadian malam jahanam yang menimpanya itu Nurrahmi mengajukan mutasi kerja dan ditempatkan di cabang bank dekat Menteng. Nurrahmi tidak melaporkan kasus pemerkosaan itu ke aparat kepolisian mengingat aib itu akan menyebar ke mana-mana sehingga akan membuat dirinya dan keluarganya akan menanggung malu. Nurrahmi juga tidak ingin lagi melihat wajah-wajah para pemerkosanya sehingga pilihan yang terbaik adalah mengajukan mutasi kerja.
Di bank cabang Kepala Gading Nurrahmi akan mengikuti training selama 6 hari mulai senin sampai dengan sabtu. Nurrahmi mengikuti pelatihan itu dengan seksama. Pada hari terakhir sebelum penutupan dirinya dipanggil oleh direktur cabang yang bernama pak Indrajeed, seorang pria keturunan India. Pria yang suka dipanggil Indra ini berpostur tinggi sekitar 185cm dengan bobot 80 kg ini nampak sedikit tambun ciri khas bos-bos berusia 45 tahunan. Ukuran jari-jarinya besarnya dua kali ukuran pria pribumi pada umumnya.
“Ami, setelah acara penutupan nanti aku akan ajak kau menemui seseorang yang akan menanamkan saham dalam pengembangan pembukaan teller baru di Tangerang”
“Investor itu siapa pak?” Ami bertanya
“Seorang warga jepang, namanya Mr. Yamato” sahut Indrajeed.
“Kenapa musti saya yang diajak pak…” Ami kembali bertanya.
“Sebab dari seluruh partisipan peserta training engkaulah yang dinilai paling baik” jawab pak Indrajeed.
Ami termenung sesaat. Hatinya sungguh senang karena dia ternyata adalah yang terbaik dari semua peserta. Tetapi sebenarnya dia juga sedikit enggan untuk pergi ke Tangerang. Namun karena ini adalah tugas maka dia tidak boleh mengelak.
“Baiklah pak, jam berapa kita berangkat…?” tanya Ami.
“Jam 5 sore. Kita nyampe Tangerang sekitar jam setengah tujuh malam” jawab pak Indrajeed.
“Kita tidak akan lama Ami, mungkin sekitar satu sampai dua jam pembicaraan terus kita kembali ke Jakarta” Indrajeed menyambung perkataannya.
Tepat pukul 5 sore pak Indrajeed dan Ami berangkat menuju ke Tangerang. Perjalanan menempuh waktu sekitar 75 menit. Ketika akan sampai pada tempat yang akan dituju, jalan yang dilalui ternyata masih berupa makadam banyak ditumbuhi pepohonan dan nampak sekali jarang rumah penduduk.
“Kita menuju kemana ini pak?” Ami bertanya dengan rasa khawatir
“Rumahnya memang di tempat sunyi soalnya tempat tinggalnya bukan rumah biasa melakinkan sebuah rumah walet, tahu kan?” timpal pak Indrajeed
“Rumah walet?” Ami menjawab dengan nada heran
“Itu loh rumah yang digunakan untuk menarik burung walet. Bisnis air liur burung walet bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Oleh sebab itu rumah walet harus jauh dari kebisingan dan harus ada security agar tidak terjadi pencurian. Nah tuh dia tempatnya” jawab Indrajeed.
Rumah itu sungguh besar. Ukurannya tidak kurang dari 2000 meter persegi. Tidak ada rumah penduduk di sekitarnya.
Ami melihat sebuah bangunan yang mirip seperti sebuah benteng yang tinggi sekali dengan banyak jendela berbentuk lingkaran di bagian atas. Tidak banyak lampu yang menerangi bagian luar rumah walet itu sehingga keadaan sekitarnya nampak temeram. Mobil mereka sampai di depan pintu gerbang besar yang terbuat dari kayu kokoh. Pak Indrajeed membunyikan klakson mobil tiga kali dan tak lama kemudian pintu gerbang itupun terbuka. Mobil segera masuk ke dalam. Tak lama kemudian pak Indrajeed dan Nurrahmi turun dari mobil.
“Yamato san akan segera datang pak” Lelaki yang baru membuka pintu gerbang itu berucap.
Ami memandang laki-laki itu seperti seorang preman. Pria bertubuh gempal itu mungkin adalah semacam security yang telah dijelaskan oleh pak Indra sebelumnya.
“Baiklah kalo begitu aku menunggu di dalam saja” jawab pak Indrajeed.
Bergegas pak Indrajeed dan Nurrahmi berjalan masuk ke ruang dalam. Ternyata ruang masuk ke dalam harus melewati dua buah pintu yang masing-masing dijaga dua orang pria bertubuh gempal. Ami merasa sungguh aneh dengan keadaan itu. Terlebih lagi tatapan setiap mata lelaki penjaga pintu itu tak henti-hentinya memelototi tubuhnya seolah-olah hendak menelanjangi dirinya yang pada saat itu menggunakan official cap bank berwarna merah dengan rok sedikit di atas lutut. Memang Nurrahmi sungguh cantik bila mengenakan seragam official bank tempat kerjanya. Setelah sampai di ruangan dalam keadaan cukup nyaman. Ada sofa tamu tanpa senderan tertata mengelilingi sebuah meja kayu di tengah serta full AC. Nuansa ruangan itu memang menunjukkan sedikit ciri khas Jepang. Sepuluh menit kemudian datang seseorang membuka pintu ruangan itu. Nampaklah tubuh tambun seorang bermata sipit. Tubuhnya nampak lebih tambun dan sedikit lebih pendek dari tubuh Indra, sekitar 170 cm.
“Ha…..Indera san, o genki desu ka…..” pria jepang itu berkata
“Yamato san, hai watashi wa genki desu…” jawab pak Indrajeed yang sedikit tahu bahasa jepun itu.
“Ano…Yamato san, onanohito wa Nurrahmi desu” lanjut Indrajeed
“Eto….kirei desu ne….” pria jepang itu berkata dengan tersenyum sambil menjulurkan tangan.
“Saya Nurrahmi…panggil saya Ami saja” Nurrahmi berkata sambil menjabat tangan Yamato san.
“Bahasa saya tidak pandai….tahu sedikit saja….” tukas Yamato san.
“Oke sirakan duduk saja..” Yamato san kembali berkata.
Kemudian ketiga orang tersebut mengambil posisi duduk di sofa tanpa sandaran itu.
“Di sini semuanya seruf serfis…minum ada di sana sirakan ambil sendiri, Indera san are wa mizu desu” Yamato berkata sambil menunjuk ke sudut ruangan yang nampak ada beragam minuman serta nampak pula sebuah refrigerator ukuran sedang.
“Hai, arigato gozaimasu desu…” jawab pak Indra.
“Yamato san, kedatangan kami untuk memenuhi undangan anda mengenai rencana pengembangan teller baru bank kami di wilayah Tangerang” Indrajeed kembali berkata.
“Begini Indera san saya setuju usuran investasi pengembaggan terrer. apaka sarat sudah anda setuju?” Yamato san menjawab.
“Never mind, I agree with that and here I wanna to deliver the prerequisite” jawab pak Indrajeed
“Ha..ha..ha… bagus…bagus…” Yamato san tertawa senang.
Nurrahmi sama sekali tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja Yamato san tertawa kegirangan.
“Let me out side for a while. Ami kau tunggu di sini sebentar aku akan mengembil sesuatu di mobil” pak Indrajeed berkata
“Baik pak. Tidak lama khan?” Ami berkata sedikit tidak tenang.
“Hanya sebentar kok, tenang sajalah” pak Indrajeed berkata sambil bergegas keluar ruangan menuju pintu di mana mereka masuk tadi. Tidak berapa lama kemudian tubuhnya menghilang di balik pintu itu. Sekitar 10 menit pak Indrajeed kembali lagi sambil membawa sebuah amplop besar.
“Yamato san, kore wa Nurrahmi no poto…” pak Indra berkata sambil menyerahkan amplop berukuran besar itu.
Sesaat Nurrahmi mendengar namanya disebut, tetapi dia tidak tahu apa maksud dari perkataan pak Indrajeed. Nurrahmi berpikir mungkin pak Indra memberikan biodata dirinya kepada Yamato san.
“Arigato gozaimasu” Yamato san menerima amplop dan mengeluarkan isinya. Nampaknya yang ada di dalam amplop itu adalah beberapa buah foto berukuran 25R.
Yamato san melihat foto-foto itu sambil tersenyum dan sesaat kemudian memandangi Nurrahmi tajam-tajam. Kemudian dia memandangai lagi foto-foto itu dan selanjutnya tiba-tiba saja dia tertawa terbahak-bahak
“Ha ha ha……. very good pictures……” demikian ia berkata.
“Ha ha ha………….” terdengar pak Indrajeed juga ikutan tertawa.
Nurrahmi merasa bingung sekali dengan keadaan seperti itu dan pak Indrajeed tahu akan hal itu.
“Yamato san terkesan dan foto-foto itu Ami…..” pak Indrajeed mencoba menjawab kebingungan Nurrahmi.
“Boreh aku cuba sekarang……” Yamato san kembali berkata
“Of course….. onegaisimasu…..” jawab pak Indrajeed.
“Nurrahmi san…. come here…..rihat ini” Yamato san memanggil Nurrahmi
Nurrahmi beranjak dari duduknya dan menuju ke Yamato san.
“Kamu tahu ini poto…..” Yamato san menyerahkan lembaran foto-foto itu kepada Nurrahmi.
Nurrahmi menerima lembaran-lembaran itu dan kemudian melihatnya. Ketika baru saja Nurrahmi melihat foto pertama serta merta dia menjerit sambil kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan secara reflek Nurrahmi membuang lembaran-lembaran itu ke lantai.
“AAAaaaa……ttttiiiidddaakkkkkkkkkkkkkkkk… .”
Rupanya foto-foto itu adalah hasil pemotretan saat dirinya diperkosa di villa milik pak Hendarso sekitar tiga bulan yang lalu. Pada foto pertama yang dilihatnya itu nampak dirinya sedang dipegangi oleh tiga orang di atas sofa saat Geremi melakukan oral pada alat kelaminnya.
“Pak Indra ayo pulang pak……..ayo pulang…..” setengah menangis Nurrahmi memohon kepada Indrajeed untuk kembali pulang.
Pak Indrajeed segera bangkit dari duduknya
“Tenang Ami….tenang… jangan takut……” demikian lelaki paruh baya itu berkata.
Kemudian pak Indrajeed mendekati Ami dan berdiri di belakangnya. Kedua tangannya bergerak menyentuh pundak Ami dan kemudian dari belakang pak laki-laki itu membisikkan sesuatu kepadanya
“Layani saja Yamato san dengan baik….dia berhasrat kepadamu…..nanti kau akan mendapat imbalan sangat besar serta kau akan aku promosikan sebagai kepala bank teller…”
“Ttttiidaakkkk……aku bukan pelacur……” jerit Ami.
“Tapi tubuhmu sudah tidak suci lagi…… sudah banyak noda laki-laki telah mengalir dalam tubuhmu….” pak Indrajeed berkata dengan wajah geram.
“Tttiiddakkkkkk….. biarkan aku pulaaaanngggggg!!!!!!” Nurrahmi kembali menjerit sambil menutup kedua telinga dengan tangannya.
Yamato san yang melihat Nurrahmi menjerit menjadi semakin berhasrat nafsu birahinya. Kemudian laki-laki tambun seperti gorilla itu bangkit dari duduknya dan mendekati Nurrahmi yang terlihat ketakutan
“Jjjaaangaannnn ppaakkkk……jaaangaaannn ppeerrkkoossaaa sssaayaaaa” Ami menjerit.
Ami beringsut mundur berusaha menghindar Yamato san yang semakin mendekati dirinya. Tetapi tiba-tiba dari belakang pak Indrajeed memeluk tubuhnya erat-erat
“Kau memang harus dipaksa rupanya ya ha ha ha…………” terdengar perkataan pak Indrajeed.
“Tiiiidddaaakkkkkk…………”
“Jaaangaannnnnn……..”
“ogghhh……tttiiddakkkkkkkk……baangssaatt tt.”
“Leepassskaannnnn…..tttiidaakkkkk”
Nurrahmi menjerit dan meronta. Tetapi dekapan pak Indrajeed baginya terlalu kuat. Ketika Yamato san semakin mendekati tubuhnya Nurrahmi tampak semakin panik. Ketika jarak antara dirinya dan Yamato san demikian dekat tiba-tiba saja Nurrahmi menendang tubuh Yamato san dengan kedua kakinya sehingga mengakibatkan tubuh ketiga orang itu terjatuh ke lantai. Nurrahmi segera cepat bangkit sebelum pak Indrajeed melakukan tindakan lebih jauh lagi dan berlari menuju pintu besar di mana mereka tadi masuk…
“Hughhh……sungguh wanita binal….rasakan akibatnya nanti…” gerutu Indrajeed
Yamato san yang masih dalam posisi duduk itu membiarkan saja Nurrahmi yang berlari menuju pintu keluar ruangan. Terlihat Yamato san hanya menggeleng-gelengkan kepala saja. Entah apa yang sedang ada di benaknya.
Baru saja Nurrahmi berhasil membuka pintu dan akan keluar dari ruangan itu didepannya dua orang penjaga bertubuh gempal telah menghadangnya.
“Minggirrrrrr…..biarkan aku pergiiiiii…..” Ami menjerit dan menangis.
Tetapi dua pria kekar itu hanya tersenyum sinis dan segera menangkap lengan Nurrahmi dan menyeretnya masuk kembali ke dalam.
“Ha ha ha………..ha ha ha……..”
Yamato san dan pak Indrajeed tertawa terbahak-bahak melihat Nurrahmi yang meronta-ronta ketakutan di seret masuk ke dalam ruangan. Yamato san segera memungut sebuah foto dan berjalan mendekati Nurrahmi yang menjerit dan menangis
“Saya mau ini………..” tukas Yamato san kepada Nurrahmi sambil jarinya menunjukkan ke arah sebuah foto yang dibawanya itu .
Foto itu menunjukkan gambar closeup sebuah p*nis hitam besar yang masuk kedalam pantat putih mulus seorang wanita. Wajah Nurrahmi yang sedang menangis itu kini nampak memucat. Ingatannya kembali ke beberapa waktu silam. Itu pasti milik pria negro bernama Asamoah yang berhasil memperawani anusnya. Nurrami masih dapat merasakan betapa ngilu dan sakitnya ketika p*nis besar itu melesak dengan paksa ke dalam duburnya. Dan kini kejadian itu akan terulang kembali. Tubuhnya akan kembali dijadikan piala bergilir oleh laki-laki yang tak bermoral.
“Tttiiddaakkk….sssaaayaaaaa ttidaakkk suudiiiiiiiii……” teriak Nurrahmi.
“Ttttiiidddaakkkkk……jjjjjaaangaaaannnnn……. ”
Yamato san diam saja dan dia bergerak menjauhi Nurrahmi dan duduk di atas sofa yang tidak ada sandarannya itu. Kemudian dia berkata
“Taruh dia di sini…..” Yamato san berkata kepada kedua anak buahnya agar membawa Nurrahmi ke atas pangkuannya
“ogghhh……tttiiddakkkkkkkk……baangssaatt tt.”
“Jaaangaannnnnn……..”
“Jaaangaaannn saya tidak mau dippeerrkkossaaa”
“Saya tidak mauuuuuu…………”
“Ttiidaakkkkk………bbaaanggssaatttttt………. “. Ami menjerit.
Tetapi kedua penjaga itu tetap menyeret tubuh Nurrahmi yang semakin meronta. Kini tubuh Nurrahmi dibuat telungkup di atas pangkuan Yamato san. Bagian perut Nurrahmi sampai batas pinggang tepat di atas pangkuan Yamato san. Tangan kiri Nurrahmi ada di belakang punggung Yamato san dengan dipegangi erat oleh seorang penjaga sedangkan tangan kanannya oleh penjaga yang satunya. Tubuh Nurrahmi yang setengah menungging itu menyulitkan dirinya untuk dapat bangun karena kesetimbangan tubuhnya menjadi cenderung untuk terus dalam posisi menungging. Tanpa banyak bicara Yamato san menyingkap rok merah Nurrahmi ke atas sampai batas pinggang sehingga tampak celana dalam warna hitam yang tipis dan elastis.
“Jaaangaannnnnn……..”
“Ohhhh…ttiidakkkkk……..”
“Jaangaannn lakukkannn ituuuu…….”
“TTtttoollonnggggggg….”
Percuma saja Nurrahmi menjerit karena suaranya tidak akan keluar dari bangunan kokoh seluas 2000 meter persegi itu. Dengan kedua tangannya Yamato san meremas-remas dengan gemas bongkahan pantat Nurrahmi yang sangat mulus itu. Apalagi celana dalam warna hitam itu menunjukkan warna kontrasnya terhadap kulit mulus pantat Nurrahmi. Setelah melakukan remasan selama beberapa saat Yamato san menyibak celana dalam elastis itu ke samping
“TTiidakkkkkk……seetttaannnnnnnn…….”
“Bbbbaajjinggaannnnnnn………”
Nurrahmi menjerit ketika merasa celana dalam yang dia kenakan disibakkan ke arah samping sehingga kini dapat dia rasakan hawa dingin AC yang menerpa bagian anus dan v*gina. Ya, memang kini anus dan v*gina Nurrahmi terpampang jelas di mata Yamato san. Yamato san nampak mengagumi bulu-bulu halus yang tumbuh di seputar v*gina Nurrahmi. Juga kerut-kerut matahari yang menghiasi anus Nurrahmi sungguh membuat laki-laki keblinger untuk mencicipi jepitannya. Dengan kedua tangannya Yamato san membuka belahan pantat Nurrahmi lebar-lebar
“Jangaaannnnn…….bbbiiiinnaaattaanggggggg…… .” jerit Nurrahmi.
Nurrahmi sedemikian malunya ketika lubang duburnya menjadi terbuka lebar dan dipelototi oleh Yamato san. Juga oleh pak Indrajeed yang kini mendekatinya karena keingintahuannya melihat bagian-bagian rahasia tubuh Nurrahmi.
“Aaagghhhhh……jjaaaanggannnnnnnn……” Nurrahmi kembali menjerit keras ketika dirasakannya sebuah jari Yamato san mulai menempel ke lubang duburnya.
Yamato san menggosok-gosok anus Nurrahmi dengan jari tengahnya yang berukuran dua kali ukuran jari pria pribumi itu. Yamato san dapat merasakan lembutnya anus Nurrahmi yang kering itu. Dengan gerakan tiba-tiba jari tengah Yamato san ditusukkan seluruhnya ke dalam anus Nurrahmi
“Aakkkhhhhhhh…..aaadduhhhhhhhhhhhhh………..ss ssaakkiitttt…ttttttttt!!!!!!!!!!!!!”.
“Jaaanngaaannnnnnnnnnn!!!!!!!!!…………… ..”
Nurrahmi menjerit melengking ketika anusnya yang kering itu dilesaki jari tengah Yamato san secara tiba-tiba. Tubuh Nurrahmi mengejan keras. Butir-butir keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Suhu badannya terasa naik akibat benda asing memasuki liang duburnya. Kemudian dirasakannya jari Yamato san mulai bergerak maju mundur dan semakin lama semakin cepat.
“Aaddduhhhh…..aaadduhhhhhh…….peeerrihhhhhhh! !!!!!!!!….Aaaakkhhhhhh!!!!!!!”
Nurrahmi mulai merasakan panas dan perih akibat anusnya yang kering itu bergesekan dengan jari Yamato san. Lama-kelaman nampak jari Yamato san mulai basah oleh lendir liang anus Nurrahmi. Sekitar 15 menitan Yamato san mengocok anus Nurrahmi dengan cepat sampai menimbulkan busa putih di sekeliling lubang dubur Nurrahmi. Ketika dirasakannya dubur Nurrahmi telah licin oleh lendir Yamato san segera memerintahkan anak buahnya untuk membuat posisi Nurrahmi menungging di karpet lantai.
Yamato san segera melepas busana kimononya. Demikian pula celana dalamnya dilepasnya dengan terburu-buru. Rupanya Yamato san sudah tidak tahan lagi untuk segera menikmati tubuh Nurrahmi. Segera dia memposisikan dirinya di atas pantat Nurrahmi yang menungging. Tangan kirinya memegang pinggul Nurrahmi dan tangan kanannya mengarahkan p*nis yang lumayan besar itu ke lubang pantat wanita itu. Nurrahmi mulai merasakan ketakutan yang amat sangat membayangkan bahwa dirinya akan mengalami perkosaan sodomi sebagaimana waktu yang lalu.
“Jaangaannnn pakkkkk…..jaaangaannnnnn!!!!!!!!!!!!!!” Nurrahmi menjerit menghiba
Sebentar kemudian terdengan lolongan jeritan Nurrahmi yang diteruskan dengan suara tangisannya yang keras.
“Aaaaagggghhhhhhh……… aaakkhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Rupanya p*nis Yamato san telah menancap ke dalam lubang pantat Nurrahmi yang telah dibasahi lendir dan busa itu sehingga tanpa kesulitan yang berarti dapat melesak masuk kedalam rongga duburnya.
Kini Nurrahmi kembali merasakan ngilu yang luar biasa di seputar lubang pantatnya. Ukuran p*nis Yamato san yang besar itu telah memaksa lubang pantatnya membuka lebih lebar dari yang seharusnya. Sodokan-sodokan yang dilakukan oleh Yamato san terhadap lubang pantatnya menyebabkan Nurrahmi tidak dapat untuk menahan jeritan-jeritan kesakitan. Sayang sekali jeritan kesakitan Nurrahmi itu justru semakin membakar hawa nafsu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu. Tangan Nurrahmi mengepal erat berusaha mengimbangi rasa ngilu dan perih di duburnya. Air matanya nampak meleleh deras dari kelopak matanya.
Sekitar 20 menitan sodomi itu berlangsung. Busa yang terbentuk akibat gesekan p*nis dengan dinding liang dubur juga semakin banyak. Warna busa yang kemerahan juga nampak, menandakan ada luka lecet berdarah di dalam liang yang sedang dilesaki p*nis besar milik Yamato san itu. Yamato san mulai tampak terengah-engah dan sodokan yang dilakukannya terhadap lubang pantat Nurrahmi semakin cepat dan brutal. Gerakan itu semakin membuat erangan kesakitan Nurrahmi terdengar makin keras dan erotis. Beberapa menit kemudian Yamato san melenguh keras dan terburailah cairan Sp*rma membasahi lubang dubur Nurrahmi. Kini wanita itu merasakan perih yang amat sangat di duburnya akibat luka lecet yang terkena semprotan cairan Sp*rma milik Yamato san. Pria jepang itu kemudian mencabut p*nis yang masih nampak gahar dari lubang pantat Nurrahmi. Untuk beberapa saat lubang pantat itu kelihatan menganganga. Selanjutnya tubuh Nurrahmi dibuatnya terlentang dan memerintahkan seorang anak buahnya untuk memegangi kedua tangan Nurrahmi di atas kepala wanita itu. Kini rok merah Nurrahmi dilucuti oleh Yamato san. Demikian pula celana dalamnya. Kemudian kedua kaki Nurrahmi ditekuk sehingga pahanya hampir menyentuh bagian dadanya. Seorang anak buahnya lagi menahan kaki itu. Rupanya Yamato san akan bermain ronde kedua dan yang menjadi sasarannya kali ini adalah lubang v*gina Nurrahmi. Nurrahmi yang kini merasa lemas sudah tidak dapat berontak dengan kuat. Hanya sedikit penolakan yang dia lakukan
“Jjjanngaaannnnnnn…..jjjaaanggaannnn……” terdengar suara Nurrahmi
Namun Yamato san tidak peduli. Kini tangan kanannya mengarahkan p*nis ke lubang v*gina Nurrahmi.
“Aakkhhhh………..sssaaakkittttttt……!!!!!!!! !!” Nurrahmi menjerit keras lagi ketika Yamato san melakukan penetrasi paksa ke dalam alat kelaminnya. Rasa ngilu mendera liang senggama wanita itu akibat ukuran p*nis Yamato san yang cukup besar. Beberapa saat kemudian Yamato san mulai bergerak maju mundur. Seperti halnya dengan sodomi tadi lama-lama gerakannya semakin cepat. Kini Nurrahmi hanya bisa melenguh akibat sodokan Yamato san. Kepala wanita itu terlihat meggeleng ke kanan dan ke kiri. Sesekali bibir bagian bawah digigitnya. Terkadang pula tubuhnya sedikit mengejan. Rasa sakit dan perih di v*gina membuat wanita itu merasa tersiksa untuk beberapa lama. Tak lama kemudian ejakulasi kedua berhasil dilalui oleh Yamato san. Setelah semprotan terakhir keluar dari p*nis Yamato san pria jepang itu mencabut alat kelaminnya dari jepitan v*gina Nurrahmi. Pria jepang itu menampakkan wajah puas atas tubuh wanita yang baru saja diperkosanya itu. Nampak leleran Sp*rma meluber keluar dari liang senggama Nurrahmi. Yamato san mengacungkan jempol ke arah pak Indrajeed sebagai tanda rasa puas. Meskipun pak Indrajeed tadinya merasa terangsang dengan perkosaan yang dilakukan oleh Yamato san tetapi pria keturunan india itu merasa gengsi untuk menikmati tubuh Nurrahmi yang telah dijamah terlebih dahulu oleh laki-laki lain. Dia berpikir suatu hari nanti tentu dia masih bisa merencanakan niat busuknya untuk menikmati tubuh Nurrahmi seorang diri.
“Bila kalian mau….. nikmati saja tubuhnya sebelum aku pulang” pak Indrajeed berkata kepada dua penjaga pintu. Tentu saja dua pria gempal itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas menikmati tubuh molek Nurrahmi.
“Bawa wanita itu ke tempat karian…” Yamato san berkata
Segera dua orang penjaga itu membopong tubuh Nurrahmi yang lunglai lemas menuju tempat mereka di ruangan lain. Dalam ruangan lain tempat itu Nurrahmi direbahkan di atas tempat tidur. Salah seorang dari mereka memberikan siulan panjang dan tak berapa lama 3 kawan mereka yang menjaga pintu depan serta pintu gerbang datang. Kini berlima mereka akan bergantian menikmati tubuh sintal dan mulus Nurrahmi. Nurrahmi yang mengetahui ada lima laki-laki sangar dalam ruangan itu kembali panik dan mencoba bangkit. Tetapi salah seorang dari mereka segera menerkam Nurrahmi dan menggumulinya.
“Aaaaaa…… bbaanngggssaattttt!!!!!!!!!!!!!……” jerit Nurrahmi.
Nurrahmi yang tidak berdaya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika pria yang menggumulinya itu mencium lehernya. Rontaan yang diberikannya sama sekali tidak berarti bagi pria gempal itu. Dengan tidak sabar pria itu melucuti blaser dan pakaian dalam Nurrahmi dengan kasar sehingga kini tubuh wanita berkulit mulus itu benar-benar telanjang bulat. Empat pria lain yang melihat tubuh telanjang itu menelan ludah menyaksikan keindahan dan kemulusan tubuh Nurrahmi. Kini pria yang menggumuli Nurrahmi itu mulai memberikan kode kepada empat temannya
“Pegang tangan dan kakinya….”
Keempat pria yang sedari tadi hanya menonton kini menuju ke tempat tidur. Nurrahmi merasakan ketakutan yang amat sangat karena membayangkan tubuhnya akan dinikmati secara bergantian oleh lima lelaki sangar. Jerit tangisnya semakin keras terdengar….
“Jaangaannnnnn….ttttooolonggggg!!!!!…..”
Kini keempat orang itu memegang kedua tangan dan kaki Nurrahmi. Wanita malang itu berusaha meronta lebih keras. Sayang perlawanannya itu tidak berarti apa-apa dan kini wanita cantik itu hanya sanggup menangis keras ketika dua tangan dan kakinya dipentang lebar-lebar.
Kini pria yang tadi menggumulinya itu mulai menanggalkan bajunya sendiri. Nurrahmi dapat melihat jelas p*nis pria itu yang sudah sangat tegang dan siap untuk menghunjam ke dalam liang v*gina yang masih terasa perih akibat perkosaan yang baru dilakukan Yamato san. Nurrahmi menjerit ketika pria itu mulai berjongkok di depan selangkangannya
:Jaangaaannnnn…..jaangaaannnn….baangggggg….. .”
“Akkhhhh!!!!!!!!!!!……ppppeerrihhhhhhhh!!!!!!!! !!”
Nurrahmi mengeluarkan jeritan ketika alat kelaminnya kembali dijejali oleh sebuah p*nis. Pria itu melakukan sodokan-sodokan keras dan kasar sekali sehingga tubuh Nurrahmi terguncang-guncang. Pria itu sama sekali tidak menunjukkan rasa belas kasihan mendengar jeritan-jeritan kesakitan Nurrahmi akibat penetrasi kasar yang dilakukannya. Nurrahmi merasakan v*gina semakin perih akibat luka lecet yang semakin parah. Setiap genjotan pria yang memperkosanya dengan kasar itu menimbulkan rasa sakit dan perih seolah-olah ada sebuah pisau silet menoreh di bagian dalam v*gina. Mata Nurrahmi terpejam dan kepalanya berkali-kali menggeleng ke kanan dan ke kiri. Bibir bawahnya yang sensual itu sekali-sekali nampak digigit olehnya di sela-sela teriakan kesakitan akibat sodokan kasar pemerkosanya.
“Aakkhhh….aakkhhhh….”
“Aaadduhhhh……aaaduuhhhh…..aaakhhhhhh…. “
“Aadduhhh….ssakittt….aakhhhh….ssstooppp….b aaannngggg…..aaakhhhh…”
Begitulah lenguhan-lenguhan erotis Nurrahmi terdengar.
Sekitar 10 menit pria itu menggenjot tubuh telanjang Nurrahmi. Kini desahan menuju puncak kenikmatan mulai keluar dari mulut pemerkosa biadab itu. Genjotannyapun semakin liar dan brutal sehingga menyebabkan teriakan-teriakan Nurrahmi semakin terdengar memelas. Tak berapa lama kemudian jeritan kepuasan keluar dari mulut laki-laki itu bersamaan dengan p*nis yang memuntahkan cairan lahar panasnya ke dalam liang senggama Nurrahmi.
Sejenak pria itu tersengal-sengal dan setelah dirasakannya p*nis mulai menciut dicabutnya batang kejantanannya dari jepitan liang kenikmatan Nurrahmi. Nampak batang kejantanan pria itu berwarna putih kemerahan yang menandakan bahwa ada noda darah di sana. Dan memang ketika leleran Sp*rma keluar dari lubang v*gina Nurrahmi warnapun kemerahan. Mungkin v*gina Nurrahmi mengalami pendarahan akibat kasarnya perkosaan yang dialaminya.
Kini orang kedua bersiap menggantikan orang pertama. Tidak seperti orang pertama, orang kedua ini membalik tubuh Nurrahmi dan membuatnya posisi menungging. Nurrahmi sudah nampak sangat ketakutan dengan apa yang akan terjadi. Jerit tangisnya menunjukkan rasa takutnya yang amat sangat itu.
“Jaangannn..jaangaaannnnn!!!!!!!!…”
“Ttttooloonggg….jaanggannn…di pantatttt…….”
“Sakitttt…seekkkaliiii….”
“Saayaaa….mmmoohhonnnn baanggg….jaanggaannn…ssoddomi….”
“Aaauuuggghhhhh….aakhhhhhhhh!!!!!!……”
Ternyata orang kedua itu hanya ingin melakukan hubungan seks dengan doggy style. Dari belakang pria itu menyodok dengan keras sehingga Nurrahmi harus kembali menggigit bibirnya menahan rasa ngilu. Jari jemarinya yang lentik itu nampak meremas keras sprei kasur menandakan Nurrahmi sedang merasakan kesakitan. Sekitar 7 menit pria kedua itu melakukan pemerkosaan hingga akhirnya cairan nistanya menyemprot di dalam rahim Nurrahmi. Sebagaimana dengan temannya tadi pemerkosa kedua ini juga memperlihatkan senyuman kepuasan.
“v*gina legit dan sempit….busyet dah punya bini kaya’ gini” celotehnya.
Kini orang ketiga yang akan memperkosa Nurrahmi menumpuk tiga buah bantal dan dirinya kemudian bersandar pada tumpukan bantal itu.
“Angkat cewek itu….letakkan di sini….”
Pria ketiga itu menunjuk ke arah pangkuannya. Kemudian dia berkata lagi
“Buat dia sehadapan denganku….kita maen bareng aja….”
Nurrahmi nampak shock dengan perkataan laki-laki itu. Wanita itu tahu kali kini tubuhnya akan dilesaki secara bersama-sama oleh beberapa orang pria. Nurrahmi mencoba meronta ketika empat pria menggotongnya
“Jaangaannnn…bangggg…..jjaangannnn….”
“Jannngaannnn ..perkosa saya..dengannn caaraaa iituuu baangg…”
“Saayaa mohhonn bbangg…jjangaannnn……”
Tetapi empat pria itu hanya tertawa terbahak melihat ketakutan Nurrahmi. Kini tubuh Nurrahmi yang telanjang bulat itu mereka angkat. Posisi Nurrahmi menghadap ke arah yang sama dengan pria ketiga yang bersandar pada bantal.
“Turunkan pantatnya ke punyaku….” lelaki itu berkata sambil menunjuk p*nis.
Nurrahmi yang sempat mendengar ucapan lelaki itu semakin meronta kuat
“Jaangaannn…jangannnn masuk di panntatttt….”
“Jangaann banggg…sssaaakittt ssekalliiii…..”
Namun keempat orang yang mengangkat tubuh Nurrahmi tidak mau peduli. Kini tubuh Nurrahmi diturunkan perlahan. Orang ketiga itu memegang p*nis dengan tangan kanannya agar berdiri tegak sedangkan tangan kirinya meraba pantat Nurrahmi dari bawah untuk mencara lubang anusnya.
Nurrahmi mencoba meronta dan menggoyang-goyangkan pantatnya agar duburnya tidak bertemu dengan kepala p*nis pria yang ada di bawahnya. Namun sayang sekali sekeras apapun rontaan yang dilakukan oleh Nurrahmi tetap saja lubang kenikmatan alternatifnya itu berhasil ditemukan oleh jari-jari tangan kiri pria ketiga itu. Kini p*nis yang telah menegang itu tepat mengarah ke lubang anus Nurrahmi
“Ok..lepaskan tubuhnya…..” ujar pria itu
Sesaat kemudian terdengar lolongan Nurrahmi yang keras sekali bersamaan dengan tubuhnya yang diturunkan oleh empat pria yang tadi memeganginya.
“Aaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!! !!!………………….”
Kepala Nurrahmi terdongak ke belakang. Bibirnya yang sensual membuka lebar mengeluarkan jeritan lolongan kesakitan ketika anusnya tidak dapat mengelak lagi untuk menjepit batang kejantanan pria yang melasak masuk ke duburnya hingga pangkal batang p*nis.
Kini pria yang menopang tubuh Nurrahmi memegang kedua paha wanita itu hingga terbuka lebar
“Cepat masukin punya loe ke lubang nikmatnya…..” pria itu berujar
Orang keempat segera mengarahkan p*nis ke v*gina Nurrahmi dan melesakkan batang kejantanan miliknya ke liang kehormatan wanita malang itu.
“Aaaadduuhhhhhh…….pppeerrihhhhhh!!!!!!!!!! ” Nurrahmi kembali menjerit
Sedangkan orang kelima mengambil posisi berdiri dengan p*nis mengarah ke mulut Nurrahmi. Nurrahmi menutup bibirnya rapat-rapat dan wajahnya berusaha menghindari batang p*nis yang disodorkan ke mulutnya.
“Buat cewek ini buka mulut…” orang kelima itu berkata ke dua temannya yang lain.
Ketika dua orang yang penetrasi di dubur dan v*gina mulai bergerak bersamaan mulut Nurrahmi tidak dapat mengatup rapat lagi akibat rasa perih yang kini mendera dua lubang berdekatan di tubuhnya itu
“Aaakkhhhhh…..ssaakkkk…mmmmmmppphhmmmmm!!!!!!! !!!!!”
Orang kelima itu berhasil melesakkan batang p*nis ke dalam rongga mulut Nurrahmi bersamaan dengan jeritan kesakitan wanita itu akibat sodomi dan penetrasi oleh dua pria lainnya.
Tiga buah p*nis kini secara bersamaan mendera tiga lubang di tubuh Nurrahmi yang digarap beramai-ramai oleh tiga pria bejat. Ketiga p*nis itu melesak-lesak dengan kasar di v*gina, anus dan mulut Nurrahmi sehingga menyebabkan wanita yang sedang diperkosa itu merasakan kesakitan yang luar biasa. Lenguhan-lenguhan yang tertahan terdengar dari mulut Nurrahmi yang tersumbat sebuah p*nis. Pria yang sehadapan dengan Nurrahmi meremas-remas payudara wanita itu dari belakang. Dapat dirasakannya betapa kenyalnya buah dada Nurrahmi sedangkan pria di depan Nurrahmi memegang kedua pahanya agar tetap membuka lebar.
Sekitar 20 menitan pemerkosaan gang bang itu berlangsung. Kini ketiga pria itu mulai memacu lebih cepat dan brutal sehingga tubuh Nurrahmi yang terjepit di tengah-tengah itu nampak berguncang-guncang keras. Pria yang memaksa melakukan oral itu kini nampak terlebih dahulu akan mencapai klimaks. Dipegangnya kepala Nurrahmi erat-erat dan ditekannya batang p*nis hingga seluruhnya masuk kedalam mulut Nurrahmi. Nampak Nurrahmi megap-megap berurai air mata dan berusaha mendorong paha laki-laki itu. Sayang sekali pegangan tangan lelaki itu jauh lebih kuat hingga akhirnya terdengar jeritan kepuasan terlontar dari mulutnya. Nurrahmi dapat merasakan cairan kental dan asin di dalam mulutnya yang menandakan bahwa lelaki itu telah menyemprotkan Sp*rma ke dalam mulutnya. Selama beberapa detik pria itu membiarkan batang p*nis di dalam mulut Nurrahmi sebelum kemudian mencabutnya. Senyuman kepuasan nampak di wajah pemerkosa itu
“Servis oral luar biasa…..he he he……” celoteh laki-laki itu
Nampak cairan sisa Sp*rma keluar dari sela-sela bibir sensual Nurrahmi. Kini dua pria yang lain terus memacu sampai akhirnya mereka berejakulasi bersamaan di dalam lubang dubur dan v*gina Nurrahmi. Hampir 30 menit tubuh Nurrahmi mereka perkosa bersama-sama. Kini tubuh wanita telanjang yang baru saja digilir itu nampak lemas. Tubuhnya terlentang di atas kasur. v*gina dan anusnya nampak memar kemerahan dengan noda-noda Sp*rma dan darah di sekitarnya. Tatapan matanya nampak sayu dengan air mata yang masih terus mengalir. Isak tangisnya juga masih terdengar. Kini kelima pria yang baru memperkosa Nurrahmi keluar dari ruangan itu dengan tawa terbahak-bahak. Masing-masing terdengar celotehannya mengenai kenikmatan seksual yang baru mereka rengkuh dari tubuh Nurrahmi.
Kini Nurrahmi merasa derita panjang akan mulai lagi……..
Luka di v*gina dan anusnya kembali terkuak….
Kini tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan……….
Terbayang dalam lubuk hatinya dua minggu ke depan Kamal akan meminta jatah untuk diberikan kehangatan oleh tubuhnya……
Masih sanggupkah dia………
Suaminya yang seorang wiraswasta itu sangat beruntung sekali mempunyai istri seperti Ami yang mempunyai perhatian lebih terhadap penampilan. Hal ini memang berkaitan erat dengan pekerjaan Ami sebagai seorang PR di sebuah bank swasta. Semenjak bekerja di bank tersebut Ami mempunyai jalan karir yang cukup cemerlang karena hanya dalam tempo beberapa tahun saja sejak diterima untuk bekerja di bank tersebut dia telah menempati posisi sebagai Senior PR. Sifat supelnya itulah yang menyebabkan dia banyak disukai orang termasuk oleh para customer bank tempat dia bekerja. Posisi sebagai PR senior menyebabkan Ami sering dipindah tugaskan ke cabang-cabang untuk memberikan training kepada para PR junior.
Hari ini Ami bergegas bangun. Waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi. Senin pukul 9 ia punya jadwal bertemu dengan Dirut bank serta beberapa koleganya yang berminat untuk melakukan investasi pada bank tempat Ami bekerja. Ami merasa semua telah siap karena bahan-bahan yang harus dia presentasikan telah dia tata dengan seksama pada hari Minggu kemarin. Dia bangkit dari tempat tidur kemudian segera mengambil handuk mandi. Sebelum masuk ke kamar mandi dia menuju ke meja telepon terlebih dahulu. Setelah memutar nomor yang dia kehendaki lantas terjadilah percakapan di cerita seks dewasa.
“Mas dimana…..?”
“Masih di kota Banda”….Terdengar suara sesorang menjawab dari speaker telepon.
Hari itu suami Ami memang berada di kota lain untuk kepentingan bisnis. Sebagai wiraswasta pemula suaminya memang harus bepergian ke sana ke mari dalam rangka membangun bisnisnya,
“Hari ini aku akan berjumpa investor mas, doA?a,?a"?ain berhasil yach….” Ami berkata.
“Ok. Semoga sukses sayang. Mas akan pulang 3 hari lagi. Nanti kita ajak anak kita Yasmin jalan-jalan setelah saya pulang…..” timpal suaminya.
“Ok dech. Aku mandi dulu sampai ketemu ya sayang mmmuuuaahhhh…..”
Ami berkata lagi dan setelah pembicaraan singkat dia mematikan speaker telepon dan begegas masuk ke kamar mandi.
Waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi dan Ami telah siap berangkat. Dari rumah menuju kantor membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Seperti biasa faktor macet kota Jakarta adalah kendala utama dalam menempuh perjalanan dalam kota. Ami harus berangkat agak pagian karena harus menitipkan Yasmin anaknya terlebih dahulu kepada mertuanya. Segala keperluan untuk Yasmin telah dia siapkan sehingga dengan nyaman dia dapat meninggalkan anaknya menuju kantor. Sampai di kantor sekitar 8:30 Ami segera menemui Dirut bank tersebut untuk berdiskusi pendek mengenai poin-poin penting yang akan dibicarakan dalam pertemuan bisnis nanti. Pak Johan, demikian nama Dirut bank tersebut yang berusia sekitar 45 tahun, mempersilakan Ami masuk ke ruang kerjanya. Semenjak Ami duduk di ruang tamu tempat kerjanya pandangan Pak Johan tidak henti-hentinya menatap kepada Ami. Rupa-rupanya Pak Johan terkesiap dengan kecantikan Ami pada hari itu yang mengenakan official cap bank berwarna merah. Kulitnya yang kuning langsat itu memang sesuai dengan warna seragam yang Ami kenakan. Rok sedikit di atas lutut itu semakin mempertontonkan sebagian paha mulus Ami ketika duduk. Pak Johan sesekali melirik ke arah paha mulus tersebut ketika sedang berbicara.
“Begini Ami…konsorsium pengusaha dari asia afrika akan datang. Mereka adalah calon investor bank kita. Seperti yang telah kau ketahui bank kita mengalami goncangan karena isu kenaikan dolar. Banyak nasabah yang melakukan rush. Oleh sebab itu ini adalah kesempatan untuk menstabilkan kondisi bank kita”
“Baik Pak nanti akan saya paparkan mengenai bank kita serta peluang-peluang yang ada….” Sahut Ami.
Setelah briefing selama 15 menit Ami keluar dari ruangan Pak Johan. Dalam hati Ami berkata ternyata boss-nya agak mata keranjang juga.
Tepat pukul 9 tamu dari konsorsium pengusaha asia afrika datang. Mereka ada 4 orang. Dua orang jelas dari afrika karena kulit hitam legamnya sedangkan dua orang lagi dari timur tengah dan India. Mereka diterima langsung oleh pak Johan dan diajak masuk ke dalam ruang meeting. Sekitar 5 menit kemudian Ami datang ke ruangan tersebut dan pak Johan memperkenalkan merakan kepadanya.
“Well my fellows this is Ami my gorgeous PR of this company”……demikian pak Johan berkata yang lansung di sambut dengan senyum oleh para tamunya.
“Asamoah…glad to see you” kata seseorang yang berasal dari Afrika.
“Glad to see you too Mr. Asamoh” jawab Ami.
Demikian pula 3 orang yang lain masing-masing memperkenalkan diri pada Ami. Mereka adalah Geremi seorang Afrika pula, Jabeer dari Timur Tengah, serta Maher dari India. Asmoah dan Geremi berusia sama yakni 40 tahun sedangkan Jabeer dan Maher masing-masing 37 dan 35 tahun. Keempatnya memiliki postur tubuh tinggi, tidak kurang dari 170 cm.
Selanjutnya acara presentasi di mulai. Ami sedikit canggung membawakan presentasi dalam bahasa inggris karena baru pertama kali dia membawakannya. Tetapi kecanggungannya itu semakin mempercantik wajahnya yang bersemu merah ketika dia sedikit kesulitan untuk mencari suatu kata yang dipandang tepat untuk dia ucapkan dan mudah dipahami oleh para tamunya. Untunglah Pak Johan yang fasih berbahasa inggris itu banyak membantu untuk menjelaskan hal-hal yang dipandang perlu untuk dibuat detail sehingga para tamu benar-benar memahami apa yang dimaksud oleh Ami. Setelah presentasi selama 30 menit kemudian dilanjutkan diskusi hingga acara makan siang di bank tersebut. Setelah acara makan siang itu pertemuan direncanakan untuk dilanjutkan pada sore hari setelah konsorsium itu mengadakan pembicaraan tersendiri.
Waktu telah menunjukkan 4 sore. Hari ini Ami beserta Pak Johan dan tamunya akan ke puncak untuk mendapatkan keputusan para investor. Di puncak mereka akan mengadakan meeting di villa milik Hendarso seorang usahawan perkebunan. Hendarso yang berusia 42 tahun itu adalah teman dekat Johan. Meski usianya sudah menuju setengah abad tetapi penampilannya masih mengikuti trend anak muda termasuk menggunakan satu tindik di telinganya. Badannyapun masih kelihatan kekar. Tingginya sekitar 168 cm satu senti di bawah Pak Johan. Johan telah memberitahunya kalo dia akan ke villanya bersama tamunya.
Pukul 6:30 petang mereka sampai di Villa dan disambut oleh Hendarso. Ami memberi tahu mertuanya kalau dia akan pulang malam karena urusan kantor. Setelah beristirahat sejenak pembicaraan langsung mengarah ke persoalan semula. Konsorsium menyetujui untuk melakukan investasi di bank tempat Ami bekerja. Pak Johan sungguh gembira mendengar hal ini. Kemudian dia berkata pelan kepada Ami kalo posisinya akan dipromosikan menjadi Asisten Manager. Tentu saja Ami sangat senang mendengar hal ini. Selanjutnya Asamoah mendekati Pak Johan sambil berbisik sesuatu. Terlihat kening Pak Johan berkerut tetapi kemudian, setelah memberikan kedipan mata kepada Hendarso, dengan tersenyum dia mendekati Ami.
“Ehm…. Begini Ami untuk merayakan kesuksesan ini kita akan mengadakan pesta”
“Pesta apa pak” tanya Ami…..
Belum menjawab pertanyaan Ami, Pak Hendarso bangkit dari tempat duduknya dan segera mendekati Ami yang berdiri di dekat Pak Johan. Serta merta Pak Hendarso memeluk Ami dari belakang yang lansung membuatnya kaget setengah mati.
“Aaadd……ada apa ini pak?”
Suara Ami bergetar, menandakan ada ketegangan dalam batinnya. Secara reflek dia melepaskan diri dari pelukan Pak Hendarso. Pak Johan menjawab
“Tidak ada apa-apa Ami….” Sambil tersenyum Pak Johan melanjutkan perkataannya
“Kami hanya ingin berpesta denganmu”
“Iya kami ingin menikmatimu” timpal Pak Hendarso dengan cepat
“Aapp…Apa maksudnya?” Ami masih bertanya dengan suara bergetar
“Ehmm…maksudnya…Lets do what you want guys..” Sorak Pak Hendarso
“Lets play friends, lets enjoy her nice body” jawab Geremi segera.
Keempat pria besar tersebut berjalan mendekati Ami yang kelihatan ketakutan.
“Tolong pak,….apa maksudnya semua ini?” Suara Ami semakin bergetar.
“Lets play honey I want fuck your pussy” Geremi berkata sambil memegang dagu Ami.
Tiba-tiba terdengar suara “Plak”. Rupanya Ami menampar Geremi yang bersikap kurang ajar kepadanya. Sejenak Geremi terkejut dengan tamparan Ami. Namun hanya dalam hitungan detik kemudian dia langsung mendekap ami dan mendorongnya ke sofa. Ami yang tidak siap tersebut terjatuh di sofa dan Geremi langsung menindihnya.
“Aaaa……tttooollooong” jerit Ami.
Geremi berusaha untuk mencium Ami. Tangan kirinyanya menjambak rambut Ami dari belakang agar tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri berusaha menghindar ciumannya. Tangan kanan Geremi pun tidak kalah garangnya meremas buah dada Ami berukuran 34B itu dengan kasar.
“Ttooollong……tolong saya pak Johan” Jerit Ami.
Pak Johan hanya terlihat menyeringai. Tatapan matanyapun mulai memerah menandakan unsur birahi mulai menyelimuti dirinya. Apalagi melihat Ami yang meronta-ronta dalam dekapan Geremi sehingga rok merahnya tersingkap dan memperlihatkan paha mulusnya. Celana dalamnya yang berwarna ungu itupun sesekali terlihat dalam rontaannya dalam usaha melepaskan diri dari tindihan Geremi. Meskipun Geremi berbadan besar tetapi dia merasa kesulitan untuk menjinakkan Ami.
“Hold her hands guys…” serunya.
Dengan cepat Asamoah dendekati sofa dan memegang kedua tangan Ami dan menahan di atas kepalanya sehingga Ami tidak bisa lagi untuk berusaha mendorong tubuh Geremi yang menggumulinya. Tanpa disuruh Jabeer dan Maher membantu memegang kaki Ami sehingga sekarang Ami-pun tidak bisa untuk berusaha menendang. Posisi Ami dibuat terlentang di atas sofa, hanya sedikit bergesar ke kanan dan kiri-lah yang ia bisa lakukan. Dengan kedua tangannya Geremi menahan kepala Ami dan mencium bibir sensualnya dengan kasar.
“MMMmmhhhhhhhh……….”
Ami tidak bisa berteriak. Suaranya seperti orang bergumam. Sejenak Geremi melepaskan ciumannya. Kesempatan ini digunakan Ami untuk berteriak
“Baaaanggggssaaatttttthhhmmmmmm”….
Suaranya kembali tertahan ketika Geremi kembali melumat bibirnya. Lidah Geremi bermain-main di dalam ronga mulut Ami. Ami mulai terlihat menangis karena merasa tidak berdaya. Air matanya meleleh membasahi pipinya yang mulus. Tiba-tiba Geremi bangkit dari tubuh Ami, sedangkan tiga orang temannya masih tetap memegangi kaki dan tangan Ami dengan kuat. Pak Hendarso yang sedari tadi menonton berjalan mendekati sofa. Ditangannya tertenteng sebuah handycam. Rupanya dia berminat untuk merekan adegan pemerkosaan itu. Setelah meng”on”kan handycam-nya dia mulai merekam keadaan Ami yang terlentang sambil dipegangi tangan dan kakinya.
“Pak Hendar….ttoolong lepaskan saya” Ami menghiba dan menangis.
Pak Hendarso tidak menjawab. Dia masih asik terus merekam gambar Ami mulai meng-closeup wajahnya, bagian dadanya, kakinya bahkan berusaha untuk merekam bagian dalam rok Ami yang tersingkap ke atas. Di bagian layar monitor itu nampak jelas celana dalam Ami yang berwarna ungu.
“Pak Johan…tolong saya pak, jangan lakukan ini pada saya” Ami terus menghiba.
Pak Johan hanya terus menyeringai menonton adegan Ami direkam.
SCENE 2
Geremi yang tadi bangkit dari tubuh Ami telah melepas baju bagian atasnya. Kelihatan sekali tubuh kekarnya, mirip dengan petinju Mike Tyson. Handycam diarahkan ke Geremi yang kembali mendekati tubuh Ami. Kedua tangan Geremi menuju ke arah bagian atas baju putih yang dikenakan Ami. Amipun mulai panik.
“Jjjaangaannnn……nnoooooo” jeritnya.
Tiba-tiba terdengar “Sssshhreeekkkkk” suara kain robek. Geremi membetot baju Ami yang menyebabkan kancing-kancingnya terlontar entah kemana. Nampak bagian dada Ami dengan BH warna hitam yang ia kenakan. Ami semakin menjerit-jerit panik. Hatinya semakin ciut manakala terbayang bahwa tubuhnya akan dijadikan piala bergilir oleh 4 orang asing dan 2 orang pribumi. Hendarso yang sedari tadi merekam gambar mengarahkan lensanya ke bagian dada Ami. Tak lama kemudian BH itupun telah putus ditarik oleh Geremi. Kedua tangan Geremi dengan kasar meremas buah dada Ami.
“Aaaddduhhhhh……..tttttttt”
“Jaaannggaaannnnn..”
“Noooo ….please” Ami berteriak memaki sambil menangis.
Namun kesemua 6 orang yang ada di ruangan itu hanya tertawa. Meski ukurannya hanya 34B tetapi Geremi dapat merasakan kekenyalan dua gunung kembar itu. Dia terus meremas dan memilin puting payudara Ami tanpa menghiraukan tangisan Ami. Kemudian Geremi juga menyedot-nyedot kedua susu Ami yang berwarna putih mulus itu. Setelah puas memainkan payudara Ami, Geremi bangkit lagi dan melepas celana panjang berikut celana dalam yang ia kenakan. Nampak p*nis pria negro itu yang sudah menegang. Ukurannya luar biasa dibandingkan milik kebanyakan pria pribumi. Melihat Geremi telanjang Ami menjerit
“Aaaaaaaaaa……tidaaaakkkkkk……nooooooooo please”
Tanpa banyak buang waktu Geremi mencari belahan rok Ami.
“Ssrreeeeetttt” maka sobeklah rok yang Ami kenakan.
“Bangsaaatt……..jangan lakukan itu padaku” jerit Ami.
Kemudian celana dalam warna ungu itupun telah robek ditarik paksa oleh Geremi.
“Jaaangaaannnnnnnnnnnnnnnn…ttttooooolllongggggggg”
Kini tubuh Ami bagian pinggang ke bawah tanpa sehelai benangpun. Hanya baju putih serta official cap warna merah yang ia kenakan. Itupun kondisinya telah terbuka berantakan memperlihatkan dua gunung kembarnya yang mungil.
“Aaggghhrrrrrrr….” Tiba-tiba Ami menjerit.
Rupanya Geremi telah mengoral v*gina Ami yang terbuka. Kaki Ami dibuat mengangkang sehingga Geremi semakin leluasa mempermainkan v*gina Ami. Ami terus menangis dan merasa sangat malu karena bagian-bagin tubuhnya yang selama ini dia rahasiakan telah terbuka dengan jelas dan dipelototi oleh 5 orang lainnya yang sedari tadi memperhatikan apa yang dilakukan oleh Geremi. Nafsu birahi semakin membelenggu mereka.
Selama 5 menit Geremi mengoral v*gina Ami. Kemudian dia bangkit dan memposisikan dirinya tepat dihadapan Ami yang terlentang tak berdaya. p*nis sungguh besar. Ukuran dan warnanya yang hitam membuat Ami merasa sangat ketakutan.
“Now lets fuck your nice pussy dear…….” Geremi berkata.
“Nnnooooo….please donA?a,?a"?t do that…..” Ami menghiba lagi.
Tiba-tiba terdengar lolongan Ami yang menyayat
“Aaaaggggggghhhhhhhhrrrrrrrrr…….aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaa”
Tanpa basa basi Geremi memasukkan p*nis yang besar ke dalam v*gina Ami. Ukurannya yang super itu membuat dia kesulitan untuk melewati rongga kenikmatan Ami. Meski baru bagian kepala p*nis saja yang masuk namun terlihat sekali wajah Ami yang kesakitan. Bagi Ami belum pernah benda sebesar milik pria negro yang sedang memperkosanya itu masuk ke dalam liang kewanitaannya. Milik suaminya tidaklah sebesar ukuran pria negro itu. Geremi terlihat tersenyum nikmat. Baginya wanita asia seperti Ami dengan tingginya hanya 156 cm seolah-olah bersenggama dengan gadis perawan. Geremi terus memajukan p*nis. Tiap gerakan masuk ke dalam v*gina nya terdengarlah jeritan Ami yang kesakitan. Ketika setengah p*nis sudah masuk nampak darah mengalir keluar. Jelas bukan darah perawan karena Ami sudah punya seorang anak. Rupanya ukuran v*gina nya yang sempit menorehkan luka di liang senggamanya akibat pemaksaan yang dilakukan oleh Geremi. Darah menetes membasahi sofa. Pak Hendarso terus merekam kejadian itu dan tak lupa meng-closeup darah yang menetes dari v*gina Ami.
Ami merasakan perih yang luar biasa pada v*gina. Dia tahu kalo pasti ada yang luka disana. Nyeri luar biasa juga ia rasakan. Ami hanya mengigit bibir bawahnya ketika pelan tetapi pasti p*nis Geremi menerobos v*gina. Setelah setengah p*nis masuk tiba-tiba Geremi dengan kasar mendorong tubuhnya sehingga seluruh p*nis masuk dalam liang kewanitaan Ami.
“Aadddduuuhhhhhhhhhhh…..aaaaaagggghhhhrrrrrrrrr” Ami melolong lebih keras dari sebelumnya. v*ginanya terasa robek dengan kekasaran Geremi. Kini Geremi memompa p*nis ke luar masuk liang senggama Ami. Setiap gerakan maju mundur dibarengi dengan jeritan-jeritan kesakitan Ami yang terdengar sungguh memelas. Tetapi bagi ke 6 orang yang ada di ruangan itu suara jeritan kesakitan Ami semakin meningkatkan gairah birahi mereka. Semakin tidak sabar pula mereka menanti giliran untuk menikmati tubuh sekal Ami.
Sepuluh menit kemudian terlihat tanda-tanda Geremi akan mencapai klimaks. Geremi semakin brutal memaju mundurkan p*nis sampai nampak tubuh Ami yang tersodok-sodok. Semakin terdengar pilu jeritan kesakitan Ami. Akhirnya tuntaslah sudah. Geremi menekan tubuhnya sampai dirasakannya mentok dalam liang kewanitaan Ami. Nampak cairan putih dan merah jambu keluar dari v*gina Ami. Sp*rma yang bercampur darah itupun turut membasahi sofa. Satu menit kemudian Geremi bangkit dari atas tubuh Ami. Dipandangnya wajah Ami yang basah oleh air mata dengan senyuman kepuasan.
“Very delicious pussy…so tight….IA?a,?a"?ve gotten to heaven” demikian kata Geremi.
Dua orang yang memegang kaki Ami, yakni Jabeer dan Maher tersenyum mendengarnya. Nampak jakun Maher bergerak-gerak menandakan birahinya sudah mulai memuncak. Geremi bangkit meninggalkan sofa dan duduk di kursi lain dekat dengan Pak Johan yang sedari tadi sambil merokok mengikuti proses perkosaan atas diri Ami. Maher yang sudah bersiap-siap menggantikan Geremi untuk memperkosa Ami tiba-tiba dihalangi oleh Pak hendarso
“Wait wait wait wait………..”
“I want to close up her pussy now” demikian kata Pak Hendarso sambil mengarahkan handycamnya ke v*gina Ami yang terbuka lebar. Nampak disana ada semacam robekan mengarah ke anus Ami. Rupanya robekan daging itulah yang mengeluarkan darah akibat besarnya ukuran p*nis Geremi. Setelah merekam selama satu menit pak Hendarso mempersilakan Maher untuk memenuhi hasrat mengerjai tubuh Ami. Ami berusaha meronta lagi tetapi rasa nyeri dan perih di v*gina menyebabkan usahanya sia-sia. Maher yang telah telanjang bulat itu segara mengarahkan p*nis ke v*gina Ami.
“Aadduuuhhhhh……ssssaaaaakkkkiiitttttttttt” jerit Ami.
P*nis pria India itu memang tidak sebesar milik Geremi, tetapi ukurannya tetap lebih besar daripada kebanyakan pria pribumi. Jelas luka pertama akibat pemaksaan yang dilakukan oleh Geremi itulah yang membuat sodokan-sodokan Maher semakin membuat Ami menderita. Ami kini hanya bisa mengluarkan lenguhan-lenguhan yang terdengar erotis bagi para pemerkosanya.
Dua pria temannya, Asamoah dan Jaber, tidak sabar lagi menanti giliran. Mereka melepaskan pegangannya terhadap tubuh Ami dan menelanjangi diri mereka sendiri.
“Lets play 4P man…..” Asamoah berkata.
Maher yang sedang asik memompa tubuhnya di atas tubuh Ami paham atas keinginan teman-temannya. Dia segera membuat gerakan menjadi posisi duduk di atas sofa sedangkan Ami berada di atas tubuhnya. Maher memompa dari bawah. Jaber berjalan ke arah belakang sofa dan menarik kepala Ami hingga dagunya tepat di atas sandaran kursi sofa. Jaber mengarahkan p*nis yang juga berukuran besar, khas orang Timur Tengah” ke mulut Ami. Ami berusaha mengelak meski Jaber terus menempelkan kepala p*nis pada bibir sensualnya dan berusaha mendorongnya masuk. Tiba-tiba dari belakang terasa ada benda tumpul yang menempel di duburnya. Serta merta Ami menoleh dan melihat Asamoah berada di belakangnya sambil memegangi p*nis yang sama besar dengan milik Geremi ke arah anusnya. Ami terlihat panik dan sangat ketakutan.
“Noooooo…..please donA?a,?a"?t do that”……..
“Pak Johan tolong saya pak Johan. Saya tidak mau disodomi”….
Ami terus berusaha meronta.
Tetapi Maher yang ada dibawahnya terus menahan tubuhnya agar tidak bisa bangkit. Posisi Ami yang agak menjorok ke depan membuat nampak semakin menggairahkan. Pak Johan yang sedari tadi menonton bergegas beranjak dari duduknya dan menuju ke arah sofa. Ami berharap Pak Johan menolongnya. Tetapi harapan Ami hanyalah tinggal harapan. Pak Johan malah membantu Asamoah yang akan melakukan sodomi atas tubuh Ami dengan cara membuka bongkahan pantat Ami sehingga lubang anusnya pun semakin terlihat jelas. Ami berusaha keras bangkit dengan kedua tangannya yang bebas. Gerakan rontaan itu membuat susah Asamoah mengarahkan p*nis dengan tepat ke arah lubang dubur Ami. Jabeer segera berinisiatif menahan kedua tangan Ami di atas sandaran sofa sehingga seluruh tubuh Ami kini ditopang oleh Maher yang ada di bawahnya. Di bawah Maher merasakan lembutnya buah dada Ami yang kenyal. Kini belahan pantat Ami yang terbuka lebar oleh kedua tangan Pak Johan siap ditembus oleh p*nis besar Asamoah.
“Jangaaannn…..jangaannn…… di situ….lepaskan saya Pak Johan”
“Noooo…please….donA?a,?a"?t fuck my ass pleaazzzeeeeee…” Ami merintih.
Asamoah tidak peduli dengan rintihan Ami. Setelah melumasi p*nis dengan baby oil Asamoah siap melakukan penetrasi ke dubur Ami.
“heegghhhhh……aaaagggggggghhhhhrrrrrrrrrrr…aaaaaaaa aaddduuuuuhhhhhhhhhhh……”
“Saakiitttttttttttttttttttttttttttttttttttttt…………… ..A?a,?a"?
Ami menjerit melolong ketika dengan kasar Asamoah memasukkan p*nis berukuran besar miliknya ke dalam duburnya. Pak Hendarso merekam adegan sodomi itu. Terlihat jelas bagaimana lubang dubur Ami melesak masuk akibat paksaan penetrasi p*nis Asamoah. Asamoah terus memasukkan p*nis sampai seluruhnya amblas ke dalam dubur Ami. Ami terus melolong sampai mengeluarkan suara yang terdengar mengerikan dan menyayat. Hari ini seorang pria negro bernama Asamoah telah memperawani lubang duburnya. Sakitnya luar biasa. Jauh lebih sakit dibandingkan malam pertama dia menyerahkan mahkotanya pada suaminya. Duburnya pun terasa penuh seolah-olah ingin buang air besar. Kini dua rasa perih dan nyeri menyerang v*gina dan duburnya. Saat Ami melolong kesempatan tersebut digunakan oleh Jabeer untuk memasukkan p*nis ke dalam mulut Ami. Kini ketiga lubang tubuh Ami sedang dinikmati oleh 3 pria asing. Asamoah melakukan sodokan-sodokan dengan keras dari arah belakang. Demikian pula Maher dari arah bawah bergantian dengan Asamoah melakukan sodokan. Ami merasakan lubang anusnya robek dan memang ada lelehan darah yang keluar dari duburnya. Namun Ami tidak bisa berteriak keras lagi karena sumbatan p*nis Jabeer di mulutnya. Ketiganya memompa bersama-sama.
“Hheemmmm…hheemmmmm…heeemmmmm” hanya itulah yang terdengar dari teriakan Ami.
Sekitar 20 menit pemerkosaan 4P itu berlangsung. Jabeer terlebih dahulu klimaks dan menumpahkan seluruh cairan kental miliknya dalam mulut Ami. Ami tidak bisa memuntahkan Sp*rma yang ada dalam mulutnya. Satu-satu jalan untuk mengurangi rasi asin dan getir cairan birahi Jabeer adalah dengan menelannya dan itulah yang dilakukan olehnya. Tak lama kemudian Jabeer menarik p*nis keluar dari mulut Ami. Sisa-sisa Sp*rma dalam mulut Ami mengalir keluar dari sela-sela bibir sensualnya. Kini terdengar suara erangan Ami yang sedikit lebih keras karena mulutnya telah terbebas dari sumbatan p*nis Jabeer
“Adduhhhh…aadduhhhhh..aaakkkhhhhh……….sssaaakiitttt ”
Asamoah dan Maher masih terus memompa dan semakin cepat. Keduanya klimaks bersamaan ditandai dengan lenguhan kenikmatan kedua pria tersebut. Asamoah segera mencabut p*nis dari rongga dubur Ami. Darah masih terlihat pada batang p*nis Asamoah. Maher pun telah loyo di bawah tubuh Ami. Maher segera menggulingkan tubuh Ami ke sofa dan bangkit dari sofa.
“Ka..kaa…liaann semuaaa….baaanggsaattA?a,?a"?A?a,?a"?
Ami memaki dengan pelan dan lirih. Tubuhnya telah tidak berdaya. Kini dalam tubuhnya telah mengalir benih nista yang dimasukkan secara paksa oleh Geremi dan Maher. Ami merasa noda telah meyelimuti hidupnya.
SCENE 3
Kini giliran Pak Hendarso dan Johan ambil jatah. Keduanya sepakat akan melakukan permainan 3P.
“Ayo Ami berikan kami kenikmatan tubuhmu yang indah itu” seringai Pak Hendarso.
“Benar saya ingin merasakan hangatnya lubang mataharimu sayang…” Pak Johan menimpali.
Kini gantian Geremi yang akan mengabadikan pemerkosaan yang akan dilakukan oleh Pak Johan dan Hendarso.
“Tidaakkk…..jangan lagi…..kasihani saya pak….” Tangis Ami semakin keras lagi sambil menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi payudaranya yang terbuka.
Namun kedua bandot tua itu tidak peduli dengan ketakutan Ami. Semakin takut semakin tinggi pula hasrat seksual kedua orang itu.
Pak Hendarso segera mencengkeram tangan Ami dan membalik tubuhnya hingga tengkurap. Official cap merah Ami beserta blouse putih yang dikenakannya ia lucuti sehingga kini Ami benar-benar telah telanjang bulat. Kedua tangan Ami ditahannya sehingga tubuhnya tidak bisa lagi bergerak leluasa. Pak Johan melihat punggung Ami yang mulus serta bongkahan pantat yang menggairahkan. Dia mengambil posisi di atas paha Ami bagian belakang. Kemudian tangan kirinya membuka lubang anus Ami sedangkan tangan kanannya mengarahkan p*nis ke lubang matahari itu.
“Ttiiiiddaakkkkkk…..janganaan laaaggiii dii situuuuuuuuu”
“Ampun pak Johan…..sakit sekali……”
“Dubur Ami perih dan panas pak Johan….jangan disitu lagi”
“Saya mohon pak Johan”….Ami terus menghiba.
Namun orang yang namanya Johan ini tidak mau ambil pusing dengan rintihan memelas Ami. Dia tetap mengarahkan batang p*nis ke dubur Ami dan…
“Aaggghhhhhhhh…jjaaangggaaaaaannnnnnnnnnn……” Ami kembali melolong.
Kini Pak Johan telah memompa duburnya dengan cepat dan kasar. Ternyata orang ini adalah maniak seks diluar tampangnya yang kebapakan. Pak Hendarso kini melepas pegangannya dan membiarkan Pak Johan sendirian menggumuli tubuh Ami yang tengkurap. Tangan kanan Pak Johan pun ambil bagian meremas buah dada Ami. Ami merintih-rintih kesakitan ketika duburnya dengan kasar disodomi oleh atasannya. Sekitar 7 menit Pak Johan telah mencapai klimaks dan tidak lama kemudian dia bangkit dari tubuh Ami yang tengkurap lemas. Pak Hendarso menggantikan posisinya siap melakukan sodomi juga.
“Agggahhhhhhh…..banggssaaaaatttttttttt” Ami menjerit lagi.
Sudah tiga orang melakukan sodomi padanya tetapi rasa sakit itu tidak berkurang juga. Malah semakin menjadi-jadi meski ukuran p*nis kedua orang terakhir yang memperkosanya berukuran lebih kecil dari milik Asamoah. Sekitar 10 menit Pak Hendarso memperkosa liang anus Ami. Tanda-tanda ejakulasi sudah nampak ketika Pak Hendarso semakin cepat memompa dubur Ami. Ami semakin merasakan perih di duburnya. Pak Hendarso melenguh keras ketika cairan nistanya keluar membasahi rongga dubur Ami. Ami merasakan anusnya bertambah perih karena Sp*rma yang membasahi robekan luka di duburnya.
Waktu telah menunjukkan pukul 11:30 malam. Kini kelima pemerkosa Ami bersiap mengantarkan Ami pulang. Saat itu Ami sudah tidak kuat bangkit. Rasa nyeri dan perih di v*gina dan anus yang dirasakannnya membuatnya tidak mampu berdiri. Geremi menggendong Ami sampai ke dalam mobil van yang mereka gunakan. Baju Ami yang robekpun telah mereka ganti dengan kaos besar ukuran XXL sehingga ujung bagian bawahnya sampai setengah paha Ami. Dengan demikian meski tidak mengenakan celana dalam tidak akan ada seorangpun yang tahu. Dalam perjalanan pulang Ami didudukkan di belakang di apit oleh Jabeer dan Maheer sedangkan Asamoah berada di kursi depan bersama Pak Johan yang menyetir mobil. Geremi duduk di tengah. Selama perjalanan Geremi mengisengi Ami dengan memasukkan dildo zhucini (buah mirip mentimum yang ukurannya cukup besar) yang dia ambil dari kulkas saat masih berada di villa milik Hendarso. Ami sudah tidak mampu berteriak, matanya kelihatan sembab dan luyu. Hanya erangan lirih yang terdengar ketikan dua buah zhucini dimasukkan kedalam v*gina dan anusnya. Meski sudah tidak ada darah lagi yang menetes dari dua lubang kenikmatan itu tetap saja rasa perih dan panas dirasakan oleh Ami akibat luka lecet pemerkosaan di villa sebelumnya.
Setelah sampai Pak Johan memasukkan mobilnya ke pelataran rumah Ami agar tidak dicurigai orang. Dengan mengambil kunci rumah dari tas Ami pak Johan membuka pintu dan meminta Geremi membawa Ami masuk ke dalam. Geremi merebahkan Ami di sofa tamu dan segera ke luar menuju van. Pak Johan berjalan mendekati Ami dan berkata
“Pastikan hanya kita yang tahu atau rekaman gambar itu akan beredar ke mana-mana”
Ami hanya diam tidak mampu berkata. Setelah Pak Johan menutup pintu dan terdengar suara mobil yang meninggalkan pelataran Ami hanya bisa menyesali nasibnya sebagai korban pemerkosaan bergiliran. Air matanya terus meleleh membasahi pipinya yang mulus. Pandangannya setengah kosong. Pikirannya menerawang kepada suami dan anaknya. Pasti bahwa tidak kurang dari seminggu setelah pemerkosaan bergiliran ini belum tentu dia akan sanggup memberikan kehangatan pada suaminya. Luka di alat vitalnya tentu membutuhkan waktu lama untuk sembuh terlebih lagi trauma yang dialaminya. Ami terus menerawang ke arah langit-langit rumah. Membayangkan masa depannya. Membayangkan noda di tubuhnya. Membayangkan………………………
SCENE 4: EPISODE TRAUMA
Sudah hampir 2 bulan lebih semenjak kejadian Nurrahmi digilir oleh 3 orang pria asing dan 3 orang pria pribumi wanita cantik semampai bertubuh sintal dan berkulit sangat mulus itu tidak dapat melupakan malam jahanam yang telah merenggut kehormatannya dan menorehkan noda yang mengalir dalam tubuhnya. Setiap malam kejadian itu menghantui mimpi buruknya seakan-akan rasa sakit di tubuhnya terlebih lagi hatinya masih terus ia rasakan. Masih terekam dalam ingatannya bagaimana pada malam jahanam itu tubuh mulusnya di bolak balik seperti sebuah boneka mainan untuk dinikmati secara brutal oleh 6 orang pemerkosa.
Meski kejadian itu telah berlalu, kini setiap suaminya Kamal meminta kepada dirinya untuk melayani hasrat birahinya seketika itu juga Nurrahmi kehilangan gairah seksualnya. Tiap kali Kamal meminta untuk melakukan hubungan seks suami istri seketika itu pula rasa ketakutan yang amat sangat melanda jiwa Nurrahmi. Sungguh Nurrahmi tidak ingin untuk mengecewakan Kamal suaminya. Namun, semenjak tubuhnya dijadikan bulan-bulanan oleh para lelaki jahanam itu kini seluruh organ seksual Nurrahmi seolah-olah mengalami frigiditas. Rasa ketakutan yang amat sangat untuk melakukan hubungan seks kini melanda wanita cantik bertubuh sintal itu.
Sejak Kamal pulang dari kota Banda belum sekalipun dia menikmati tubuh sintal istrinya yang mulus dan menggiurkan itu. Bahkan istrinya itupun selalu menghindar apabila Kamal berhasrat untuk mencium bibirnya yang sensual. Sebenarnya Kamal dapat merasakan perubahan itu. Tetapi Nurrahmi menyimpan rapat-rapat aib yang telah merusak kehormatannya itu. Dua minggu pertama setelah dirinya diperkosa habis-habisan oleh 6 pria durjana itu Nurrahmi mengalami pendarahan pada alat kelaminnya. Demikian pula pada anusnya yang membenjol akibat disetubuhi paksa dengan cara anal seks. Oleh sebab itu pula Nurrahmi harus selalu menggunakan softex karena pendarahan sehingga seolah-olah dirinya sedang menstruasi. Untuk berjalanpun Nurrahmi merasakan sakit dan perih yang menyengat di alat kelaminnya maupun duburnya. Dengan demikian hal itu dapat menjadikan alasan bagi Kamal untuk tidak dulu menikmati tubuhnya.
Kini telah sebulan lebih Nurrahmi tidak mengenakan softex lagi. Dan Kamalpun tahu hal itu. Malam ini libido pria itu terasa naik. Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Besok hari Sabtu dia harus berangkat ke Manado untuk urusan bisnis selama tiga minggu. Malam ini dipandanginya tubuh Nurrahmi yang sedang tidur memunggungi dirinya. Baju tidurnya yang tipis itu tidak dapat menyembunyikan lekuk-lekuk tubuh Nurrahmi yang sungguh indah. Pinggulnya yang sexy serta pantatnya yang membongkah membulat membuat dirinya berhasrat sekali untuk kembali menikmati kehangatan tubuh istrinya itu. Sesaat dipandangnya rok baju tidur Nurrahmi yang sedikit tersingkap sehingga mempertontonkan sedikit pahanya yang mulus. Kamal sungguh bangga dapat memiliki Nurrahmi. Kawan-kawan bisnisnya sering mengatakan iri pada dirinya yang mempunyai seorang istri secantik Nurrahmi. Bentuk tubuh istrinya itu memang menggiurkan sehingga membuat banyak laki-laki sering berkhayal yang tidak-tidak.
Kamal tersadar bahwa dia baru saja berkhayal menerawang. Kini diusapnya betis Nurrahmi yang sedang tidur. Kemudian usapan tangan laki-laki itu secara perlahan naik ke paha istrinya. Dapat dirasakannya betapa mulus dan halus kulit tubuh Nurrahmi. Kemudian dari balik rok bawah gaun tidur Nurrahmi yang ukurannya hanya setengah paha saja tangan Kamal dengan leluasa menyibak kain itu untuk menyusupkan tangannya hingga mencapai bagian dada Nurrahmi. Diremasnya dengan perlahan sebelah payudara Nurrahmi agar wanita itu menjadi terangsang. Kamal merasakan nafsu pada dirinya telah semakin naik. p*nis telah dirasakannya mencuat tegang. Diciumnya tengkuk Nurrahmi sambil tangannya meremas perlahan buah dada Nurrahmi yang berukuran 34B itu. Namun Nurrahmi tidak bergeming dari tidurnya. Wanita itu seolah-olah tidak merasakan apa-apa. Kamal mengira bahwa istrinya masih belum bangkit nafsu birahinya. Kini diarahkannya tangan kanannya kearah pusar Nurrahmi dan diusap-usapnya wilayah itu. Tidak berapa lama kemudian tangan Kamal berpindah ke pinggang bagian belakang Nurrahmi dan kemudian menyusup di balik celana dalam Nurrahmi. Kamal berusaha merangsang Nurrahmi dari balik pantat wanita itu guna mencapai alat kelaminnya. Namun tiba-tiba saja
“Jangan mas……” Nurrahmi berkata dengan sambil bergegas memposisikan dirinya menjadi rebahan.
“Aku sedang letih sekali mas….aku takut membuatmu kecewa” Nurrahmi kembali berkata.
“Besok mas akan ke Manado tiga minggu sayang” Kamal berkata.
“Sudah dua bulan lebih engkau tidak mau melayaniku” Kamal berkata lanjut dengan sedikit bersungut.
Nurrahmi dapat melihat kekecewaan pada suaminya itu. Wanita itupun berkata
“Nanti setelah mas pulang dari Manado aku berjanji akan melayanimu sepenuh hati”
“Sepulang mas dari Manado nikmatilah tubuhku sepuas-puasmu mas, tetapi jangan sekarang”
“Senin ini aku ditugaskan mengikuti training senior bank teller di bank cabang Kelapa Gading. Aku letih menyiapkan semua keperluan training itu mas. Mas mau mengerti khan…?” Nurrahmi menjawab kekecewaan Kamal.
“Kenapa tidak malam ini saja sayang. Mas sudah tidak tahan lagi nih….” Kamal berucap dengan nada berkeluh.
“Nanti mas akan kecewa karena aku belum sepenuh hati melayanimu…..” jawab Nurrahmi.
“Baiklah kalo begitu aku segera tidur saja, bangunkan aku pukul 5 pagi….” Kamal menjawab dengan nada sedikit kecewa.
Kemudian laki-laki itu mengambil bantal dan ditutupkan pada wajahnya agar dia cepat tertidur lelap.
Nurrahmi menarik nafas dalam-dalam dan kemudian diposisikan kepalanya di atas dada Kamal sambil tangan kirinya memeluk tubuh suaminya. Sungguh hati Nurrahmi seperti tersayat karena ketidakmampuannya untuk memberikan kehangatan tubuhnya pada Kamal suaminya. Tak terasa bintik air mata mengalir keluar dari pelopak mata wanita cantik itu.
Sabtu pukul 5 tepat Nurrahmi membangunkan suaminya.
“Mas.. mas… bangun. sudah jam 5 nih…”
Kamal menggeliat sambil mengercipkan matanya.
Laki-laki itu harus bersiap berangkat menuju bandara untuk penerbangan pukul 8 pagi ke Manado. Untuk menuju ke sana sarananya cukup mudah karena di terminal Rawamangun, dekat dengan tempat di mana mereka mengontrak rumah, menyediakan akses bis Damri jurusan Soekarna-Hatta. Dengan sekali naik bajaj dari rumah kontrakan tidak lebih dari sepuluh menit dapat mencapai terminal Rawa Mangun.
Sambil menunggu Kamal mempersiapkan diri Nurrahmi menyiapkan kopi kesukaan Kamal serta sarapan pagi. Hari Jum’at kemarin segala keperluan Kamal di Manado telah dia siapkan. Tepat jam 6 pagi Kamal berangkat menuju bandara Soekarno Hatta.
“Titi DJ mas……” Nurrahmi berkata.
“Ok. Hati-hati juga di rumah ya sayang….” Kamal berkata sambil mencium kening Nurrahmi.
Nurrahmi melambaikan tangan dari balik pagar rumah ketika suaminya berangkat dengan bajaj menuju terminal Rawa Mangun. Nurrahmi termenung sesaat. Dirinya merasakan penyesalan yang mendalam karena tidak mampu memberikan kehangatan tubuhnya pada Kamal sebelum suaminya berangkat ke Manado. Tetapi apa boleh buat karena secara fisik dan psikis dirinya masih belum mampu akibat trauma perkosaan itu.
Hari senin Nurrahmi ditugaskan oleh bos barunya guna mengikuti training senior bank teller di bank cabang Kelapa Gading. Setelah kejadian malam jahanam yang menimpanya itu Nurrahmi mengajukan mutasi kerja dan ditempatkan di cabang bank dekat Menteng. Nurrahmi tidak melaporkan kasus pemerkosaan itu ke aparat kepolisian mengingat aib itu akan menyebar ke mana-mana sehingga akan membuat dirinya dan keluarganya akan menanggung malu. Nurrahmi juga tidak ingin lagi melihat wajah-wajah para pemerkosanya sehingga pilihan yang terbaik adalah mengajukan mutasi kerja.
Di bank cabang Kepala Gading Nurrahmi akan mengikuti training selama 6 hari mulai senin sampai dengan sabtu. Nurrahmi mengikuti pelatihan itu dengan seksama. Pada hari terakhir sebelum penutupan dirinya dipanggil oleh direktur cabang yang bernama pak Indrajeed, seorang pria keturunan India. Pria yang suka dipanggil Indra ini berpostur tinggi sekitar 185cm dengan bobot 80 kg ini nampak sedikit tambun ciri khas bos-bos berusia 45 tahunan. Ukuran jari-jarinya besarnya dua kali ukuran pria pribumi pada umumnya.
“Ami, setelah acara penutupan nanti aku akan ajak kau menemui seseorang yang akan menanamkan saham dalam pengembangan pembukaan teller baru di Tangerang”
“Investor itu siapa pak?” Ami bertanya
“Seorang warga jepang, namanya Mr. Yamato” sahut Indrajeed.
“Kenapa musti saya yang diajak pak…” Ami kembali bertanya.
“Sebab dari seluruh partisipan peserta training engkaulah yang dinilai paling baik” jawab pak Indrajeed.
Ami termenung sesaat. Hatinya sungguh senang karena dia ternyata adalah yang terbaik dari semua peserta. Tetapi sebenarnya dia juga sedikit enggan untuk pergi ke Tangerang. Namun karena ini adalah tugas maka dia tidak boleh mengelak.
“Baiklah pak, jam berapa kita berangkat…?” tanya Ami.
“Jam 5 sore. Kita nyampe Tangerang sekitar jam setengah tujuh malam” jawab pak Indrajeed.
“Kita tidak akan lama Ami, mungkin sekitar satu sampai dua jam pembicaraan terus kita kembali ke Jakarta” Indrajeed menyambung perkataannya.
Tepat pukul 5 sore pak Indrajeed dan Ami berangkat menuju ke Tangerang. Perjalanan menempuh waktu sekitar 75 menit. Ketika akan sampai pada tempat yang akan dituju, jalan yang dilalui ternyata masih berupa makadam banyak ditumbuhi pepohonan dan nampak sekali jarang rumah penduduk.
“Kita menuju kemana ini pak?” Ami bertanya dengan rasa khawatir
“Rumahnya memang di tempat sunyi soalnya tempat tinggalnya bukan rumah biasa melakinkan sebuah rumah walet, tahu kan?” timpal pak Indrajeed
“Rumah walet?” Ami menjawab dengan nada heran
“Itu loh rumah yang digunakan untuk menarik burung walet. Bisnis air liur burung walet bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Oleh sebab itu rumah walet harus jauh dari kebisingan dan harus ada security agar tidak terjadi pencurian. Nah tuh dia tempatnya” jawab Indrajeed.
Rumah itu sungguh besar. Ukurannya tidak kurang dari 2000 meter persegi. Tidak ada rumah penduduk di sekitarnya.
Ami melihat sebuah bangunan yang mirip seperti sebuah benteng yang tinggi sekali dengan banyak jendela berbentuk lingkaran di bagian atas. Tidak banyak lampu yang menerangi bagian luar rumah walet itu sehingga keadaan sekitarnya nampak temeram. Mobil mereka sampai di depan pintu gerbang besar yang terbuat dari kayu kokoh. Pak Indrajeed membunyikan klakson mobil tiga kali dan tak lama kemudian pintu gerbang itupun terbuka. Mobil segera masuk ke dalam. Tak lama kemudian pak Indrajeed dan Nurrahmi turun dari mobil.
“Yamato san akan segera datang pak” Lelaki yang baru membuka pintu gerbang itu berucap.
Ami memandang laki-laki itu seperti seorang preman. Pria bertubuh gempal itu mungkin adalah semacam security yang telah dijelaskan oleh pak Indra sebelumnya.
“Baiklah kalo begitu aku menunggu di dalam saja” jawab pak Indrajeed.
Bergegas pak Indrajeed dan Nurrahmi berjalan masuk ke ruang dalam. Ternyata ruang masuk ke dalam harus melewati dua buah pintu yang masing-masing dijaga dua orang pria bertubuh gempal. Ami merasa sungguh aneh dengan keadaan itu. Terlebih lagi tatapan setiap mata lelaki penjaga pintu itu tak henti-hentinya memelototi tubuhnya seolah-olah hendak menelanjangi dirinya yang pada saat itu menggunakan official cap bank berwarna merah dengan rok sedikit di atas lutut. Memang Nurrahmi sungguh cantik bila mengenakan seragam official bank tempat kerjanya. Setelah sampai di ruangan dalam keadaan cukup nyaman. Ada sofa tamu tanpa senderan tertata mengelilingi sebuah meja kayu di tengah serta full AC. Nuansa ruangan itu memang menunjukkan sedikit ciri khas Jepang. Sepuluh menit kemudian datang seseorang membuka pintu ruangan itu. Nampaklah tubuh tambun seorang bermata sipit. Tubuhnya nampak lebih tambun dan sedikit lebih pendek dari tubuh Indra, sekitar 170 cm.
“Ha…..Indera san, o genki desu ka…..” pria jepang itu berkata
“Yamato san, hai watashi wa genki desu…” jawab pak Indrajeed yang sedikit tahu bahasa jepun itu.
“Ano…Yamato san, onanohito wa Nurrahmi desu” lanjut Indrajeed
“Eto….kirei desu ne….” pria jepang itu berkata dengan tersenyum sambil menjulurkan tangan.
“Saya Nurrahmi…panggil saya Ami saja” Nurrahmi berkata sambil menjabat tangan Yamato san.
“Bahasa saya tidak pandai….tahu sedikit saja….” tukas Yamato san.
“Oke sirakan duduk saja..” Yamato san kembali berkata.
Kemudian ketiga orang tersebut mengambil posisi duduk di sofa tanpa sandaran itu.
“Di sini semuanya seruf serfis…minum ada di sana sirakan ambil sendiri, Indera san are wa mizu desu” Yamato berkata sambil menunjuk ke sudut ruangan yang nampak ada beragam minuman serta nampak pula sebuah refrigerator ukuran sedang.
“Hai, arigato gozaimasu desu…” jawab pak Indra.
“Yamato san, kedatangan kami untuk memenuhi undangan anda mengenai rencana pengembangan teller baru bank kami di wilayah Tangerang” Indrajeed kembali berkata.
“Begini Indera san saya setuju usuran investasi pengembaggan terrer. apaka sarat sudah anda setuju?” Yamato san menjawab.
“Never mind, I agree with that and here I wanna to deliver the prerequisite” jawab pak Indrajeed
“Ha..ha..ha… bagus…bagus…” Yamato san tertawa senang.
Nurrahmi sama sekali tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja Yamato san tertawa kegirangan.
“Let me out side for a while. Ami kau tunggu di sini sebentar aku akan mengembil sesuatu di mobil” pak Indrajeed berkata
“Baik pak. Tidak lama khan?” Ami berkata sedikit tidak tenang.
“Hanya sebentar kok, tenang sajalah” pak Indrajeed berkata sambil bergegas keluar ruangan menuju pintu di mana mereka masuk tadi. Tidak berapa lama kemudian tubuhnya menghilang di balik pintu itu. Sekitar 10 menit pak Indrajeed kembali lagi sambil membawa sebuah amplop besar.
“Yamato san, kore wa Nurrahmi no poto…” pak Indra berkata sambil menyerahkan amplop berukuran besar itu.
Sesaat Nurrahmi mendengar namanya disebut, tetapi dia tidak tahu apa maksud dari perkataan pak Indrajeed. Nurrahmi berpikir mungkin pak Indra memberikan biodata dirinya kepada Yamato san.
“Arigato gozaimasu” Yamato san menerima amplop dan mengeluarkan isinya. Nampaknya yang ada di dalam amplop itu adalah beberapa buah foto berukuran 25R.
Yamato san melihat foto-foto itu sambil tersenyum dan sesaat kemudian memandangi Nurrahmi tajam-tajam. Kemudian dia memandangai lagi foto-foto itu dan selanjutnya tiba-tiba saja dia tertawa terbahak-bahak
“Ha ha ha……. very good pictures……” demikian ia berkata.
“Ha ha ha………….” terdengar pak Indrajeed juga ikutan tertawa.
Nurrahmi merasa bingung sekali dengan keadaan seperti itu dan pak Indrajeed tahu akan hal itu.
“Yamato san terkesan dan foto-foto itu Ami…..” pak Indrajeed mencoba menjawab kebingungan Nurrahmi.
“Boreh aku cuba sekarang……” Yamato san kembali berkata
“Of course….. onegaisimasu…..” jawab pak Indrajeed.
“Nurrahmi san…. come here…..rihat ini” Yamato san memanggil Nurrahmi
Nurrahmi beranjak dari duduknya dan menuju ke Yamato san.
“Kamu tahu ini poto…..” Yamato san menyerahkan lembaran foto-foto itu kepada Nurrahmi.
Nurrahmi menerima lembaran-lembaran itu dan kemudian melihatnya. Ketika baru saja Nurrahmi melihat foto pertama serta merta dia menjerit sambil kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan secara reflek Nurrahmi membuang lembaran-lembaran itu ke lantai.
“AAAaaaa……ttttiiiidddaakkkkkkkkkkkkkkkk… .”
Rupanya foto-foto itu adalah hasil pemotretan saat dirinya diperkosa di villa milik pak Hendarso sekitar tiga bulan yang lalu. Pada foto pertama yang dilihatnya itu nampak dirinya sedang dipegangi oleh tiga orang di atas sofa saat Geremi melakukan oral pada alat kelaminnya.
“Pak Indra ayo pulang pak……..ayo pulang…..” setengah menangis Nurrahmi memohon kepada Indrajeed untuk kembali pulang.
Pak Indrajeed segera bangkit dari duduknya
“Tenang Ami….tenang… jangan takut……” demikian lelaki paruh baya itu berkata.
Kemudian pak Indrajeed mendekati Ami dan berdiri di belakangnya. Kedua tangannya bergerak menyentuh pundak Ami dan kemudian dari belakang pak laki-laki itu membisikkan sesuatu kepadanya
“Layani saja Yamato san dengan baik….dia berhasrat kepadamu…..nanti kau akan mendapat imbalan sangat besar serta kau akan aku promosikan sebagai kepala bank teller…”
“Ttttiidaakkkk……aku bukan pelacur……” jerit Ami.
“Tapi tubuhmu sudah tidak suci lagi…… sudah banyak noda laki-laki telah mengalir dalam tubuhmu….” pak Indrajeed berkata dengan wajah geram.
“Tttiiddakkkkkk….. biarkan aku pulaaaanngggggg!!!!!!” Nurrahmi kembali menjerit sambil menutup kedua telinga dengan tangannya.
Yamato san yang melihat Nurrahmi menjerit menjadi semakin berhasrat nafsu birahinya. Kemudian laki-laki tambun seperti gorilla itu bangkit dari duduknya dan mendekati Nurrahmi yang terlihat ketakutan
“Jjjaaangaannnn ppaakkkk……jaaangaaannn ppeerrkkoossaaa sssaayaaaa” Ami menjerit.
Ami beringsut mundur berusaha menghindar Yamato san yang semakin mendekati dirinya. Tetapi tiba-tiba dari belakang pak Indrajeed memeluk tubuhnya erat-erat
“Kau memang harus dipaksa rupanya ya ha ha ha…………” terdengar perkataan pak Indrajeed.
“Tiiiidddaaakkkkkk…………”
“Jaaangaannnnnn……..”
“ogghhh……tttiiddakkkkkkkk……baangssaatt tt.”
“Leepassskaannnnn…..tttiidaakkkkk”
Nurrahmi menjerit dan meronta. Tetapi dekapan pak Indrajeed baginya terlalu kuat. Ketika Yamato san semakin mendekati tubuhnya Nurrahmi tampak semakin panik. Ketika jarak antara dirinya dan Yamato san demikian dekat tiba-tiba saja Nurrahmi menendang tubuh Yamato san dengan kedua kakinya sehingga mengakibatkan tubuh ketiga orang itu terjatuh ke lantai. Nurrahmi segera cepat bangkit sebelum pak Indrajeed melakukan tindakan lebih jauh lagi dan berlari menuju pintu besar di mana mereka tadi masuk…
“Hughhh……sungguh wanita binal….rasakan akibatnya nanti…” gerutu Indrajeed
Yamato san yang masih dalam posisi duduk itu membiarkan saja Nurrahmi yang berlari menuju pintu keluar ruangan. Terlihat Yamato san hanya menggeleng-gelengkan kepala saja. Entah apa yang sedang ada di benaknya.
Baru saja Nurrahmi berhasil membuka pintu dan akan keluar dari ruangan itu didepannya dua orang penjaga bertubuh gempal telah menghadangnya.
“Minggirrrrrr…..biarkan aku pergiiiiii…..” Ami menjerit dan menangis.
Tetapi dua pria kekar itu hanya tersenyum sinis dan segera menangkap lengan Nurrahmi dan menyeretnya masuk kembali ke dalam.
“Ha ha ha………..ha ha ha……..”
Yamato san dan pak Indrajeed tertawa terbahak-bahak melihat Nurrahmi yang meronta-ronta ketakutan di seret masuk ke dalam ruangan. Yamato san segera memungut sebuah foto dan berjalan mendekati Nurrahmi yang menjerit dan menangis
“Saya mau ini………..” tukas Yamato san kepada Nurrahmi sambil jarinya menunjukkan ke arah sebuah foto yang dibawanya itu .
Foto itu menunjukkan gambar closeup sebuah p*nis hitam besar yang masuk kedalam pantat putih mulus seorang wanita. Wajah Nurrahmi yang sedang menangis itu kini nampak memucat. Ingatannya kembali ke beberapa waktu silam. Itu pasti milik pria negro bernama Asamoah yang berhasil memperawani anusnya. Nurrami masih dapat merasakan betapa ngilu dan sakitnya ketika p*nis besar itu melesak dengan paksa ke dalam duburnya. Dan kini kejadian itu akan terulang kembali. Tubuhnya akan kembali dijadikan piala bergilir oleh laki-laki yang tak bermoral.
“Tttiiddaakkk….sssaaayaaaaa ttidaakkk suudiiiiiiiii……” teriak Nurrahmi.
“Ttttiiidddaakkkkk……jjjjjaaangaaaannnnn……. ”
Yamato san diam saja dan dia bergerak menjauhi Nurrahmi dan duduk di atas sofa yang tidak ada sandarannya itu. Kemudian dia berkata
“Taruh dia di sini…..” Yamato san berkata kepada kedua anak buahnya agar membawa Nurrahmi ke atas pangkuannya
“ogghhh……tttiiddakkkkkkkk……baangssaatt tt.”
“Jaaangaannnnnn……..”
“Jaaangaaannn saya tidak mau dippeerrkkossaaa”
“Saya tidak mauuuuuu…………”
“Ttiidaakkkkk………bbaaanggssaatttttt………. “. Ami menjerit.
Tetapi kedua penjaga itu tetap menyeret tubuh Nurrahmi yang semakin meronta. Kini tubuh Nurrahmi dibuat telungkup di atas pangkuan Yamato san. Bagian perut Nurrahmi sampai batas pinggang tepat di atas pangkuan Yamato san. Tangan kiri Nurrahmi ada di belakang punggung Yamato san dengan dipegangi erat oleh seorang penjaga sedangkan tangan kanannya oleh penjaga yang satunya. Tubuh Nurrahmi yang setengah menungging itu menyulitkan dirinya untuk dapat bangun karena kesetimbangan tubuhnya menjadi cenderung untuk terus dalam posisi menungging. Tanpa banyak bicara Yamato san menyingkap rok merah Nurrahmi ke atas sampai batas pinggang sehingga tampak celana dalam warna hitam yang tipis dan elastis.
“Jaaangaannnnnn……..”
“Ohhhh…ttiidakkkkk……..”
“Jaangaannn lakukkannn ituuuu…….”
“TTtttoollonnggggggg….”
Percuma saja Nurrahmi menjerit karena suaranya tidak akan keluar dari bangunan kokoh seluas 2000 meter persegi itu. Dengan kedua tangannya Yamato san meremas-remas dengan gemas bongkahan pantat Nurrahmi yang sangat mulus itu. Apalagi celana dalam warna hitam itu menunjukkan warna kontrasnya terhadap kulit mulus pantat Nurrahmi. Setelah melakukan remasan selama beberapa saat Yamato san menyibak celana dalam elastis itu ke samping
“TTiidakkkkkk……seetttaannnnnnnn…….”
“Bbbbaajjinggaannnnnnn………”
Nurrahmi menjerit ketika merasa celana dalam yang dia kenakan disibakkan ke arah samping sehingga kini dapat dia rasakan hawa dingin AC yang menerpa bagian anus dan v*gina. Ya, memang kini anus dan v*gina Nurrahmi terpampang jelas di mata Yamato san. Yamato san nampak mengagumi bulu-bulu halus yang tumbuh di seputar v*gina Nurrahmi. Juga kerut-kerut matahari yang menghiasi anus Nurrahmi sungguh membuat laki-laki keblinger untuk mencicipi jepitannya. Dengan kedua tangannya Yamato san membuka belahan pantat Nurrahmi lebar-lebar
“Jangaaannnnn…….bbbiiiinnaaattaanggggggg…… .” jerit Nurrahmi.
Nurrahmi sedemikian malunya ketika lubang duburnya menjadi terbuka lebar dan dipelototi oleh Yamato san. Juga oleh pak Indrajeed yang kini mendekatinya karena keingintahuannya melihat bagian-bagian rahasia tubuh Nurrahmi.
“Aaagghhhhh……jjaaaanggannnnnnnn……” Nurrahmi kembali menjerit keras ketika dirasakannya sebuah jari Yamato san mulai menempel ke lubang duburnya.
Yamato san menggosok-gosok anus Nurrahmi dengan jari tengahnya yang berukuran dua kali ukuran jari pria pribumi itu. Yamato san dapat merasakan lembutnya anus Nurrahmi yang kering itu. Dengan gerakan tiba-tiba jari tengah Yamato san ditusukkan seluruhnya ke dalam anus Nurrahmi
“Aakkkhhhhhhh…..aaadduhhhhhhhhhhhhh………..ss ssaakkiitttt…ttttttttt!!!!!!!!!!!!!”.
“Jaaanngaaannnnnnnnnnn!!!!!!!!!…………… ..”
Nurrahmi menjerit melengking ketika anusnya yang kering itu dilesaki jari tengah Yamato san secara tiba-tiba. Tubuh Nurrahmi mengejan keras. Butir-butir keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Suhu badannya terasa naik akibat benda asing memasuki liang duburnya. Kemudian dirasakannya jari Yamato san mulai bergerak maju mundur dan semakin lama semakin cepat.
“Aaddduhhhh…..aaadduhhhhhh…….peeerrihhhhhhh! !!!!!!!!….Aaaakkhhhhhh!!!!!!!”
Nurrahmi mulai merasakan panas dan perih akibat anusnya yang kering itu bergesekan dengan jari Yamato san. Lama-kelaman nampak jari Yamato san mulai basah oleh lendir liang anus Nurrahmi. Sekitar 15 menitan Yamato san mengocok anus Nurrahmi dengan cepat sampai menimbulkan busa putih di sekeliling lubang dubur Nurrahmi. Ketika dirasakannya dubur Nurrahmi telah licin oleh lendir Yamato san segera memerintahkan anak buahnya untuk membuat posisi Nurrahmi menungging di karpet lantai.
Yamato san segera melepas busana kimononya. Demikian pula celana dalamnya dilepasnya dengan terburu-buru. Rupanya Yamato san sudah tidak tahan lagi untuk segera menikmati tubuh Nurrahmi. Segera dia memposisikan dirinya di atas pantat Nurrahmi yang menungging. Tangan kirinya memegang pinggul Nurrahmi dan tangan kanannya mengarahkan p*nis yang lumayan besar itu ke lubang pantat wanita itu. Nurrahmi mulai merasakan ketakutan yang amat sangat membayangkan bahwa dirinya akan mengalami perkosaan sodomi sebagaimana waktu yang lalu.
“Jaangaannnn pakkkkk…..jaaangaannnnnn!!!!!!!!!!!!!!” Nurrahmi menjerit menghiba
Sebentar kemudian terdengan lolongan jeritan Nurrahmi yang diteruskan dengan suara tangisannya yang keras.
“Aaaaagggghhhhhhh……… aaakkhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Rupanya p*nis Yamato san telah menancap ke dalam lubang pantat Nurrahmi yang telah dibasahi lendir dan busa itu sehingga tanpa kesulitan yang berarti dapat melesak masuk kedalam rongga duburnya.
Kini Nurrahmi kembali merasakan ngilu yang luar biasa di seputar lubang pantatnya. Ukuran p*nis Yamato san yang besar itu telah memaksa lubang pantatnya membuka lebih lebar dari yang seharusnya. Sodokan-sodokan yang dilakukan oleh Yamato san terhadap lubang pantatnya menyebabkan Nurrahmi tidak dapat untuk menahan jeritan-jeritan kesakitan. Sayang sekali jeritan kesakitan Nurrahmi itu justru semakin membakar hawa nafsu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu. Tangan Nurrahmi mengepal erat berusaha mengimbangi rasa ngilu dan perih di duburnya. Air matanya nampak meleleh deras dari kelopak matanya.
Sekitar 20 menitan sodomi itu berlangsung. Busa yang terbentuk akibat gesekan p*nis dengan dinding liang dubur juga semakin banyak. Warna busa yang kemerahan juga nampak, menandakan ada luka lecet berdarah di dalam liang yang sedang dilesaki p*nis besar milik Yamato san itu. Yamato san mulai tampak terengah-engah dan sodokan yang dilakukannya terhadap lubang pantat Nurrahmi semakin cepat dan brutal. Gerakan itu semakin membuat erangan kesakitan Nurrahmi terdengar makin keras dan erotis. Beberapa menit kemudian Yamato san melenguh keras dan terburailah cairan Sp*rma membasahi lubang dubur Nurrahmi. Kini wanita itu merasakan perih yang amat sangat di duburnya akibat luka lecet yang terkena semprotan cairan Sp*rma milik Yamato san. Pria jepang itu kemudian mencabut p*nis yang masih nampak gahar dari lubang pantat Nurrahmi. Untuk beberapa saat lubang pantat itu kelihatan menganganga. Selanjutnya tubuh Nurrahmi dibuatnya terlentang dan memerintahkan seorang anak buahnya untuk memegangi kedua tangan Nurrahmi di atas kepala wanita itu. Kini rok merah Nurrahmi dilucuti oleh Yamato san. Demikian pula celana dalamnya. Kemudian kedua kaki Nurrahmi ditekuk sehingga pahanya hampir menyentuh bagian dadanya. Seorang anak buahnya lagi menahan kaki itu. Rupanya Yamato san akan bermain ronde kedua dan yang menjadi sasarannya kali ini adalah lubang v*gina Nurrahmi. Nurrahmi yang kini merasa lemas sudah tidak dapat berontak dengan kuat. Hanya sedikit penolakan yang dia lakukan
“Jjjanngaaannnnnnn…..jjjaaanggaannnn……” terdengar suara Nurrahmi
Namun Yamato san tidak peduli. Kini tangan kanannya mengarahkan p*nis ke lubang v*gina Nurrahmi.
“Aakkhhhh………..sssaaakkittttttt……!!!!!!!! !!” Nurrahmi menjerit keras lagi ketika Yamato san melakukan penetrasi paksa ke dalam alat kelaminnya. Rasa ngilu mendera liang senggama wanita itu akibat ukuran p*nis Yamato san yang cukup besar. Beberapa saat kemudian Yamato san mulai bergerak maju mundur. Seperti halnya dengan sodomi tadi lama-lama gerakannya semakin cepat. Kini Nurrahmi hanya bisa melenguh akibat sodokan Yamato san. Kepala wanita itu terlihat meggeleng ke kanan dan ke kiri. Sesekali bibir bagian bawah digigitnya. Terkadang pula tubuhnya sedikit mengejan. Rasa sakit dan perih di v*gina membuat wanita itu merasa tersiksa untuk beberapa lama. Tak lama kemudian ejakulasi kedua berhasil dilalui oleh Yamato san. Setelah semprotan terakhir keluar dari p*nis Yamato san pria jepang itu mencabut alat kelaminnya dari jepitan v*gina Nurrahmi. Pria jepang itu menampakkan wajah puas atas tubuh wanita yang baru saja diperkosanya itu. Nampak leleran Sp*rma meluber keluar dari liang senggama Nurrahmi. Yamato san mengacungkan jempol ke arah pak Indrajeed sebagai tanda rasa puas. Meskipun pak Indrajeed tadinya merasa terangsang dengan perkosaan yang dilakukan oleh Yamato san tetapi pria keturunan india itu merasa gengsi untuk menikmati tubuh Nurrahmi yang telah dijamah terlebih dahulu oleh laki-laki lain. Dia berpikir suatu hari nanti tentu dia masih bisa merencanakan niat busuknya untuk menikmati tubuh Nurrahmi seorang diri.
“Bila kalian mau….. nikmati saja tubuhnya sebelum aku pulang” pak Indrajeed berkata kepada dua penjaga pintu. Tentu saja dua pria gempal itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas menikmati tubuh molek Nurrahmi.
“Bawa wanita itu ke tempat karian…” Yamato san berkata
Segera dua orang penjaga itu membopong tubuh Nurrahmi yang lunglai lemas menuju tempat mereka di ruangan lain. Dalam ruangan lain tempat itu Nurrahmi direbahkan di atas tempat tidur. Salah seorang dari mereka memberikan siulan panjang dan tak berapa lama 3 kawan mereka yang menjaga pintu depan serta pintu gerbang datang. Kini berlima mereka akan bergantian menikmati tubuh sintal dan mulus Nurrahmi. Nurrahmi yang mengetahui ada lima laki-laki sangar dalam ruangan itu kembali panik dan mencoba bangkit. Tetapi salah seorang dari mereka segera menerkam Nurrahmi dan menggumulinya.
“Aaaaaa…… bbaanngggssaattttt!!!!!!!!!!!!!……” jerit Nurrahmi.
Nurrahmi yang tidak berdaya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika pria yang menggumulinya itu mencium lehernya. Rontaan yang diberikannya sama sekali tidak berarti bagi pria gempal itu. Dengan tidak sabar pria itu melucuti blaser dan pakaian dalam Nurrahmi dengan kasar sehingga kini tubuh wanita berkulit mulus itu benar-benar telanjang bulat. Empat pria lain yang melihat tubuh telanjang itu menelan ludah menyaksikan keindahan dan kemulusan tubuh Nurrahmi. Kini pria yang menggumuli Nurrahmi itu mulai memberikan kode kepada empat temannya
“Pegang tangan dan kakinya….”
Keempat pria yang sedari tadi hanya menonton kini menuju ke tempat tidur. Nurrahmi merasakan ketakutan yang amat sangat karena membayangkan tubuhnya akan dinikmati secara bergantian oleh lima lelaki sangar. Jerit tangisnya semakin keras terdengar….
“Jaangaannnnnn….ttttooolonggggg!!!!!…..”
Kini keempat orang itu memegang kedua tangan dan kaki Nurrahmi. Wanita malang itu berusaha meronta lebih keras. Sayang perlawanannya itu tidak berarti apa-apa dan kini wanita cantik itu hanya sanggup menangis keras ketika dua tangan dan kakinya dipentang lebar-lebar.
Kini pria yang tadi menggumulinya itu mulai menanggalkan bajunya sendiri. Nurrahmi dapat melihat jelas p*nis pria itu yang sudah sangat tegang dan siap untuk menghunjam ke dalam liang v*gina yang masih terasa perih akibat perkosaan yang baru dilakukan Yamato san. Nurrahmi menjerit ketika pria itu mulai berjongkok di depan selangkangannya
:Jaangaaannnnn…..jaangaaannnn….baangggggg….. .”
“Akkhhhh!!!!!!!!!!!……ppppeerrihhhhhhhh!!!!!!!! !!”
Nurrahmi mengeluarkan jeritan ketika alat kelaminnya kembali dijejali oleh sebuah p*nis. Pria itu melakukan sodokan-sodokan keras dan kasar sekali sehingga tubuh Nurrahmi terguncang-guncang. Pria itu sama sekali tidak menunjukkan rasa belas kasihan mendengar jeritan-jeritan kesakitan Nurrahmi akibat penetrasi kasar yang dilakukannya. Nurrahmi merasakan v*gina semakin perih akibat luka lecet yang semakin parah. Setiap genjotan pria yang memperkosanya dengan kasar itu menimbulkan rasa sakit dan perih seolah-olah ada sebuah pisau silet menoreh di bagian dalam v*gina. Mata Nurrahmi terpejam dan kepalanya berkali-kali menggeleng ke kanan dan ke kiri. Bibir bawahnya yang sensual itu sekali-sekali nampak digigit olehnya di sela-sela teriakan kesakitan akibat sodokan kasar pemerkosanya.
“Aakkhhh….aakkhhhh….”
“Aaadduhhhh……aaaduuhhhh…..aaakhhhhhh…. “
“Aadduhhh….ssakittt….aakhhhh….ssstooppp….b aaannngggg…..aaakhhhh…”
Begitulah lenguhan-lenguhan erotis Nurrahmi terdengar.
Sekitar 10 menit pria itu menggenjot tubuh telanjang Nurrahmi. Kini desahan menuju puncak kenikmatan mulai keluar dari mulut pemerkosa biadab itu. Genjotannyapun semakin liar dan brutal sehingga menyebabkan teriakan-teriakan Nurrahmi semakin terdengar memelas. Tak berapa lama kemudian jeritan kepuasan keluar dari mulut laki-laki itu bersamaan dengan p*nis yang memuntahkan cairan lahar panasnya ke dalam liang senggama Nurrahmi.
Sejenak pria itu tersengal-sengal dan setelah dirasakannya p*nis mulai menciut dicabutnya batang kejantanannya dari jepitan liang kenikmatan Nurrahmi. Nampak batang kejantanan pria itu berwarna putih kemerahan yang menandakan bahwa ada noda darah di sana. Dan memang ketika leleran Sp*rma keluar dari lubang v*gina Nurrahmi warnapun kemerahan. Mungkin v*gina Nurrahmi mengalami pendarahan akibat kasarnya perkosaan yang dialaminya.
Kini orang kedua bersiap menggantikan orang pertama. Tidak seperti orang pertama, orang kedua ini membalik tubuh Nurrahmi dan membuatnya posisi menungging. Nurrahmi sudah nampak sangat ketakutan dengan apa yang akan terjadi. Jerit tangisnya menunjukkan rasa takutnya yang amat sangat itu.
“Jaangannn..jaangaaannnnn!!!!!!!!…”
“Ttttooloonggg….jaanggannn…di pantatttt…….”
“Sakitttt…seekkkaliiii….”
“Saayaaa….mmmoohhonnnn baanggg….jaanggaannn…ssoddomi….”
“Aaauuuggghhhhh….aakhhhhhhhh!!!!!!……”
Ternyata orang kedua itu hanya ingin melakukan hubungan seks dengan doggy style. Dari belakang pria itu menyodok dengan keras sehingga Nurrahmi harus kembali menggigit bibirnya menahan rasa ngilu. Jari jemarinya yang lentik itu nampak meremas keras sprei kasur menandakan Nurrahmi sedang merasakan kesakitan. Sekitar 7 menit pria kedua itu melakukan pemerkosaan hingga akhirnya cairan nistanya menyemprot di dalam rahim Nurrahmi. Sebagaimana dengan temannya tadi pemerkosa kedua ini juga memperlihatkan senyuman kepuasan.
“v*gina legit dan sempit….busyet dah punya bini kaya’ gini” celotehnya.
Kini orang ketiga yang akan memperkosa Nurrahmi menumpuk tiga buah bantal dan dirinya kemudian bersandar pada tumpukan bantal itu.
“Angkat cewek itu….letakkan di sini….”
Pria ketiga itu menunjuk ke arah pangkuannya. Kemudian dia berkata lagi
“Buat dia sehadapan denganku….kita maen bareng aja….”
Nurrahmi nampak shock dengan perkataan laki-laki itu. Wanita itu tahu kali kini tubuhnya akan dilesaki secara bersama-sama oleh beberapa orang pria. Nurrahmi mencoba meronta ketika empat pria menggotongnya
“Jaangaannnn…bangggg…..jjaangannnn….”
“Jannngaannnn ..perkosa saya..dengannn caaraaa iituuu baangg…”
“Saayaa mohhonn bbangg…jjangaannnn……”
Tetapi empat pria itu hanya tertawa terbahak melihat ketakutan Nurrahmi. Kini tubuh Nurrahmi yang telanjang bulat itu mereka angkat. Posisi Nurrahmi menghadap ke arah yang sama dengan pria ketiga yang bersandar pada bantal.
“Turunkan pantatnya ke punyaku….” lelaki itu berkata sambil menunjuk p*nis.
Nurrahmi yang sempat mendengar ucapan lelaki itu semakin meronta kuat
“Jaangaannn…jangannnn masuk di panntatttt….”
“Jangaann banggg…sssaaakittt ssekalliiii…..”
Namun keempat orang yang mengangkat tubuh Nurrahmi tidak mau peduli. Kini tubuh Nurrahmi diturunkan perlahan. Orang ketiga itu memegang p*nis dengan tangan kanannya agar berdiri tegak sedangkan tangan kirinya meraba pantat Nurrahmi dari bawah untuk mencara lubang anusnya.
Nurrahmi mencoba meronta dan menggoyang-goyangkan pantatnya agar duburnya tidak bertemu dengan kepala p*nis pria yang ada di bawahnya. Namun sayang sekali sekeras apapun rontaan yang dilakukan oleh Nurrahmi tetap saja lubang kenikmatan alternatifnya itu berhasil ditemukan oleh jari-jari tangan kiri pria ketiga itu. Kini p*nis yang telah menegang itu tepat mengarah ke lubang anus Nurrahmi
“Ok..lepaskan tubuhnya…..” ujar pria itu
Sesaat kemudian terdengar lolongan Nurrahmi yang keras sekali bersamaan dengan tubuhnya yang diturunkan oleh empat pria yang tadi memeganginya.
“Aaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!! !!!………………….”
Kepala Nurrahmi terdongak ke belakang. Bibirnya yang sensual membuka lebar mengeluarkan jeritan lolongan kesakitan ketika anusnya tidak dapat mengelak lagi untuk menjepit batang kejantanan pria yang melasak masuk ke duburnya hingga pangkal batang p*nis.
Kini pria yang menopang tubuh Nurrahmi memegang kedua paha wanita itu hingga terbuka lebar
“Cepat masukin punya loe ke lubang nikmatnya…..” pria itu berujar
Orang keempat segera mengarahkan p*nis ke v*gina Nurrahmi dan melesakkan batang kejantanan miliknya ke liang kehormatan wanita malang itu.
“Aaaadduuhhhhhh…….pppeerrihhhhhh!!!!!!!!!! ” Nurrahmi kembali menjerit
Sedangkan orang kelima mengambil posisi berdiri dengan p*nis mengarah ke mulut Nurrahmi. Nurrahmi menutup bibirnya rapat-rapat dan wajahnya berusaha menghindari batang p*nis yang disodorkan ke mulutnya.
“Buat cewek ini buka mulut…” orang kelima itu berkata ke dua temannya yang lain.
Ketika dua orang yang penetrasi di dubur dan v*gina mulai bergerak bersamaan mulut Nurrahmi tidak dapat mengatup rapat lagi akibat rasa perih yang kini mendera dua lubang berdekatan di tubuhnya itu
“Aaakkhhhhh…..ssaakkkk…mmmmmmppphhmmmmm!!!!!!! !!!!!”
Orang kelima itu berhasil melesakkan batang p*nis ke dalam rongga mulut Nurrahmi bersamaan dengan jeritan kesakitan wanita itu akibat sodomi dan penetrasi oleh dua pria lainnya.
Tiga buah p*nis kini secara bersamaan mendera tiga lubang di tubuh Nurrahmi yang digarap beramai-ramai oleh tiga pria bejat. Ketiga p*nis itu melesak-lesak dengan kasar di v*gina, anus dan mulut Nurrahmi sehingga menyebabkan wanita yang sedang diperkosa itu merasakan kesakitan yang luar biasa. Lenguhan-lenguhan yang tertahan terdengar dari mulut Nurrahmi yang tersumbat sebuah p*nis. Pria yang sehadapan dengan Nurrahmi meremas-remas payudara wanita itu dari belakang. Dapat dirasakannya betapa kenyalnya buah dada Nurrahmi sedangkan pria di depan Nurrahmi memegang kedua pahanya agar tetap membuka lebar.
Sekitar 20 menitan pemerkosaan gang bang itu berlangsung. Kini ketiga pria itu mulai memacu lebih cepat dan brutal sehingga tubuh Nurrahmi yang terjepit di tengah-tengah itu nampak berguncang-guncang keras. Pria yang memaksa melakukan oral itu kini nampak terlebih dahulu akan mencapai klimaks. Dipegangnya kepala Nurrahmi erat-erat dan ditekannya batang p*nis hingga seluruhnya masuk kedalam mulut Nurrahmi. Nampak Nurrahmi megap-megap berurai air mata dan berusaha mendorong paha laki-laki itu. Sayang sekali pegangan tangan lelaki itu jauh lebih kuat hingga akhirnya terdengar jeritan kepuasan terlontar dari mulutnya. Nurrahmi dapat merasakan cairan kental dan asin di dalam mulutnya yang menandakan bahwa lelaki itu telah menyemprotkan Sp*rma ke dalam mulutnya. Selama beberapa detik pria itu membiarkan batang p*nis di dalam mulut Nurrahmi sebelum kemudian mencabutnya. Senyuman kepuasan nampak di wajah pemerkosa itu
“Servis oral luar biasa…..he he he……” celoteh laki-laki itu
Nampak cairan sisa Sp*rma keluar dari sela-sela bibir sensual Nurrahmi. Kini dua pria yang lain terus memacu sampai akhirnya mereka berejakulasi bersamaan di dalam lubang dubur dan v*gina Nurrahmi. Hampir 30 menit tubuh Nurrahmi mereka perkosa bersama-sama. Kini tubuh wanita telanjang yang baru saja digilir itu nampak lemas. Tubuhnya terlentang di atas kasur. v*gina dan anusnya nampak memar kemerahan dengan noda-noda Sp*rma dan darah di sekitarnya. Tatapan matanya nampak sayu dengan air mata yang masih terus mengalir. Isak tangisnya juga masih terdengar. Kini kelima pria yang baru memperkosa Nurrahmi keluar dari ruangan itu dengan tawa terbahak-bahak. Masing-masing terdengar celotehannya mengenai kenikmatan seksual yang baru mereka rengkuh dari tubuh Nurrahmi.
Kini Nurrahmi merasa derita panjang akan mulai lagi……..
Luka di v*gina dan anusnya kembali terkuak….
Kini tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan……….
Terbayang dalam lubuk hatinya dua minggu ke depan Kamal akan meminta jatah untuk diberikan kehangatan oleh tubuhnya……
Masih sanggupkah dia………
Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon