Bihun Bikini Ini Diprotes Banyak Orang - Minami

Bihun Bikini Ini Diprotes Banyak Orang

Bihun Bikini Ini Diprotes Banyak Orang
Bihun Bikini Ini Diprotes Banyak Orang - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi memprotes sebuah produk makanan ringan bermerek Bikini (Bihun Kekinian). Beliau mengatakan bahwa makanan yang banyak dijual di media sosial tersebut tidak senonoh.

Bihun Bikini Ini Diprotes Banyak Orang

“Itu adalah sebuah produk makanan ringan (mi instan) dengan tajuk yang sangat tidak edukatif bahkan tak senonoh,” Tulus via tempo.co

Belakangan, makanan ringan buatan perusahaan makanan ringan bernama Cemilindo itu memang tersebar melalui pesan berantai. Kemasannya menampilkan penampakan tubuh wanita dari bahu hingga panggul yang hanya mengenakan bikini. Tak bisa dipungkiri kalau visualnya memang provokatif. Tapi yang sebenarnya memancing emosi banyak kalangan adalah tulisan ‘remas aku’ pada bagian bawah yang agaknya merupakan slogan dari bihun instan tersebut.

YLKI memprotes peredaran produk tersebut dan memintanya segera ditarik dari pasaran. Setelah melalui pengecekan, produk makanan ringan itu ternyata juga belum terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kendati mencantumkan logo halal, Tulus menduga logo tersebut palsu. Ia menuntut BPOM memberikan teguran keras kepada produsen. Selain itu, ia juga meminta agar segala bentuk penjualan lewat media sosial segera ditutup.

“Penjualan via online, khususnya yang via www.olx.com dan Bukalapak.com, agar segera dihentikan. Konsumen pun tak usah membeli produk makanan seperti itu, khususnya anak-anak,” Tulus via tempo.co

Harganya sih murah, belasan ribu. Tapi efek sampingnya lho yang mahal.

Kemasan Bihun Bikini

Ternyata bihun Bikini ini punya 4 varian rasa: pedas, jagung bakar, balado dan pizza. Nah, kisaran harganya sih tergolong ramah di kantong, mulai dari 15 ribu sampai 18 ribu rupiah. Tapi, efek sampingnya lho yang mahal. Kalau dipesan sama anak-anak di bawah umur bisa berabe. Baiknya sih, kemasan bihunnya didesain ulang agar anak-anak nggak mikirin hal negatif soal bihun ini. Tapi karena distribusinya sudah merebak kemana-mana otomatis penjualan bihun Bikini ini susah dikontrol. Mau bagaimana lagi, sekarang tergantung kebijakan yang jualan bihun ini deh.

Padahal ini cuma bihun lho. Kenapa harus sampai mengeksploitasi sisi seksualitas dan minta diremas-remas segala? Hmm kayaknya para pengusaha makanan kemasan perlu lebih cerdas mengolah branding produk mereka.

Respon Wanita Untuk Bihun Bikini

Seperti banyak diberitakan, Bihun Bikini mendapat sorotan lantaran kemasanya yang terkesan vulgar untuk jajanan anak-anak. Nah, kemarin tikpat mencoba meminta pendapat sejumlah teman wanita terkait hal ini. Dari sejumlah obrolan yang dirangkum umumnya para wanita merasa risih dengan tampilan kemasan Bihun Bikini. Wanita-wanita yang tikpat ajak bicara memiliki beragam profesi, mulai dari pegiat industri kreatif, Public Relation, Acount Manager di sebuah bank, hingga ibu rumah tangga. Berikut petikan pendapat mereka:

Dara Juwita

Yang baca pasti langsung ngeres, bahaya kan buat anak-anak dibawah umur kalo baca. Gambarnya juga gak senonoh.

Noviyanti

Menurut gua cuma mau cari perhatian aja sih dengan bungkus dan tagline nya.

Nila Anggiani

Kreativitasnya kebablasan. Makanan untuk anak, nama atau mereknya untuk orang dewasa.

Keiza

Mungkin memang di budaya timur hal itu tidak biasa ya, namun dari segi kreatifitas sih perlu diacungi jempol. Karena dia bisa membuat brand yang jadi viral.

Mike Yolanda

Kebebasan berespreksi yang tentu tidak diterima budaya Indonesia. Sangat mengundang kontroversi. Sensasi yang berimpact negatif untuk anak kecil.

Cathrine

Menurut saya desain memang harus disesuaikan dengan target pasar. Berhubung snack ini diperuntukan untuk anak kecil dan remaja, seharusnya tidak menggunakan desain bikini. Kalau memang mau menggunakan desain bikini seharusnya bisa menggunakan karikatur atau kartun, contoh Kuda Nil pakai bikini, mungkin itu lebih lucu dan lebih pantas untuk anak-anak, jauh dari pornografi dan pelanggaran moral. Bekreasi boleh tapi harus tetap mengedukasi.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon

Ad Placement

Formulir Kontak